REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Angeline, bocah delapan tahun yang dihabisi oleh ibu angkatnya, Margaret Ch Megawe, mulai didalami latar belakangnya. Kepala SDN 12 Sanur, Denpasar, Ketut Ruta, mengaku awalnya hanya tahu Angeline dari biodata yang ada di sekolahnya.
"Dia anak angkat dari seorang laki-laki berkewarganegaraan Amerika," kata Ruta sembari menjelaskan alamat lengkap korban, Rabu (10/6).
Tapi setelah Angeline dikabarkan hilang, Ruta mengaku tergelitik untuk mendalami lebih jauh siapa Angeline. Ruta, mengaku kerap melihat Angeline dalam kondisi tidak terurus, bahkan kelihatan badannya seperti orang kurang makan.
Angeline, kata Ruta, diadopsi saat berumur tiga hari dari pasangan suami asal Kalimantan dan istri asal Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut Ruta, dia tidak pernah bertemu dengan orang tua kandung Angeline, namun diyakini bahwa orang tua kandungnya masih tinggal di Denpasar.
Ayah angkat Angeline, yang berkebangsaan Amerika adalah suami kedua Margaret. Ketika menikah, Margaret sudah memiliki dua orang anak.
Sebelum meninggal, sebut Ruta, Ayah angkat Angeline telah menulis wasiat yan yang isinya memberikan warisan sebesar 60 persen kepada Angeline, selebihnya untuk Margaret.
Di Denpasar, setidaknya harta warisan yang ditinggalkan untuk Angeline dan Margaret adalah dua bangunan rumah semi permanen di atas tanah seluas lebih dari 1.000 meter persegi. Harta warisan lainnya ada di Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera.
"Tapi apa kira-kira masalah harta warisan jadi alasan mereka menghabisi Angeline," kata Ruta.