REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Selasa (9/6), menyalahkan Exxon Mobil atas ketegangan dengan negara tetangga Guyana atas sengketa wilayah perairan.
Keputusan Venezuela pada 27 Mei meletakkan klaim untuk perairan lepas Essequibo, di wilayah sungai yang berbatasan dengan Venezuela, dan mencakup lebih dari setengah dari Guyana.
Tindakan Venezuela kurang dari sebulan setelah Exxon Mobil mengatakan mendapatkan temuan berarti dalam konsesi lepas pantai yang diberikan Guyana. Dalam pernyataannya pada Senin, Kementerian Luar Negeri Guyana mengatakan kepada Venezuela keputusan itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan ancaman bagi perdamaian regional dan keamanan.
"Setiap usaha dengan Republik Bolivarian Venezuela untuk menetapkan instrumen secara ekstra-teritorial akan penuh semangat menolak oleh Republik Guyana," kata pernyataan kementerian luar negeri.
Hal ini juga menekankan Guyana akan terus mengakses dan mengembangkan sumber daya alam lepas pantainya. Maduro pada Selasa mengatakan Presiden Guyana David Granger seharusnya tidak membiarkan Exxon Mobil membentuk opini atau mempengaruhi keputusannya.
"Ini adalah Exxon Mobil yang berada di belakang semua ini," kata Maduro.
Dia menambahkan telah menginstruksikan kementerian luar negeri untuk menekan maju dengan upaya-upaya diplomatik untuk menyelesaikan perselisihan.
"Dengan dialog, dan diplomasi, kita harus mampu meniadakan perbedaan sejarah ini. Guyana perlu tidak mengambil nasihat buruk dari Exxon Mobil atau dari pejabat lokal yang disuap oleh Exxon Mobil, "kata Maduro di sebuah sesi televisi nasional.