REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kapal perang dan pesawat Cina, Rabu (10/6), melintasi Terusan Bashi antara Taiwan dan Filipina untuk melakukan latihan rutin di Pasifik Barat, kata Kementerian Pertahanan Cina.
Langkah Cina, yang semakin berani untuk menekankan klaim atas kedaulatannya di Laut Cina Selatan dan Timur, telah menggoyang kawasan itu dan menimbulkan kekhawatiran Washington, meskipun negara tersebut mengatakan tidak memiliki niat jahat.
Cina menghadapi tumpang tindih klaim dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei di kawasan Laut Cina Selatan, yang merupakan lalu lintas pelayaran kapal bernilai 5 triliun dolar AS setiap tahun. Latihan yang dilakukan pada Rabu itu bisa menimbulkan kekhawatiran karena lokasi yang dipilih.
Cina mengklaim Taiwan, yang mandiri dan demokratis, sebagai bagian dari negara tersebut dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk dapat mengendalikannya. Sementara itu, Cina dan Filipina menghadapi sengketa paling buruk atas kawasan Laut China Selatan dibandingkan dengan pengklaim lain.
Latihan gabungan itu ditujukan untuk menguji dan menyempurnakan strategi perang dan "meraih tujuan yang diharapkan", kata juru bicara angkatan laut Liang Yang dalam sebuah pernyataan kementerian.
Latihan yang dilakukan di perairan timur Terusan Bashi merupakan latihan rutin setiap tahun, dan tidak ditujukan pada negara atau kawasan tertentu serta sesuai dengan hukum dan praktik internasional, kata Liang. "Selama latihan, tidak ada pengaruh terhadap kebebasan navigasi atau terbang melintasi perairan atau udara terkait," imbuhnya.
Latihan yang melibatkan kapal-kapal dan pesawat jauh ke laut merupakan hal biasa di negara-negara lain dan wajar juga bagi militer Cina. "Ke depan, latihan serupa akan terus dilakukan," kata Liang.
Seorang petugas penjaga pantai Filipina mengatakan mereka tidak melihat sesuatu yang tidak biasa di perairan sebelah utara negara tersebut, tempat Terusan Bashi berada. Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan mereka memantau secara dekat latihan tersebut dan menambahkan bahwa bukan pertama kalinya Cina melakukan latihan di kawasan itu.
Cina meningkatkan anggaran pertahanan untuk memodernisasi kekuatannya, yang terbesar di dunia, yang mendapat pengalaman beroperasi jauh dari pantainya.