Rabu 10 Jun 2015 20:39 WIB

Malaysia Buru 6 Wisatawan Penyebab Roh Penjaga Gunung Marah

Rep: C07/ Red: Ilham
Gunung Kinabalu sesaat setelah gempa bumi menerjang.
Foto: AP
Gunung Kinabalu sesaat setelah gempa bumi menerjang.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia menahan empat dari 10 wisatawan yang melakukan aksi telanjang di Gunung Kinabalu. Sebab, warga meyakini tindakan mereka telah membuat roh suku penjaga Gunung Kinabalu marah dan menyebabkan gempa bumi mematikan.

"Ya kita masih mencari enam lainnya wisatawan, dan kami akan menangkap mereka," kata Pejabat Kepolisian untuk Negara bagian Sabah, Malaysia, Komisaris Polisi Jalaluddin Abdul Rahman dikutip dari Al Arabiya, Rabu (10/6).

Keempat wisatawan itu ditangkap pada Selasa, kemarin. Mereka terdiri dari dua warga Kanada, warga Inggris, dan Belanda. Jalaluddin mengatakan, mereka ditahan akan dikenakan biaya karena menyebabkan gangguan publik.

Mereka dicari setelah tersebar di media sosial gambar 10 turis yang tidak mengenakan pakaian. Penduduk setempat pun marah dan menyebut gempa 6,0 SR yang menewaskan 18 orang pada Jumat (5/6) karena ulah turis itu.

Menteri pariwisata provinsi Sabah, Masidi Manjun mengatakan, proses hukum terhadap empat orang asing itu telah dimulai. Tapi Masidi mengaskan bahwa tindakan para wisatawan telah menyebabkan gempa itu disalahartikan.

"Saya tidak pernah mengatakan bahwa mereka benar-benar menyebabkan gempa, namun tindakan mereka terhadap orang-orang dari suku terbesar di Sabah. Gunung ini situs dihormati dan suci," katanya.

Gempa pada Jumat lalu menyebabkan longsor dan lebih dari 150 pendaki berada di puncak Kinabalu terjebak. 18 orang telah dikonfirmasi tewas di gunung, dengan sejumlah besar dari mereka siswa muda dari Singapura yang berada di darmawisata sekolah.

Gunung Kinabalu adalah sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO dan tujuan pendakian yang populer, dianggap suci oleh Kadazan Dusun kelompok suku Malaysia, yang percaya itu adalah tempat peristirahatan bagi roh.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement