REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Denpasar, Dudut Rustiadi menyatakan pukulan keras di kepala yang diterima Angeline menyebabkan bocah malang itu mengalami pendarahan otak. Ini berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan tim pada Rabu (10/6).
"Yang sifatnya paling fatal adalah kepalanya. Pukulan di kepala menimbulkan pendarahan di otak korban," kata Dudut di Denpasar, Kamis (11/6).
Pihak forensik memperkirakan waktu kematian Angeline sekitar tiga pekan lalu. Alasannya, jasad korban sudah mengalami saponifikasi. Kondisi ini biasaya terlihat pada jenazah yang tidak mengalami pembusukan biasa. Menurut Dudut, perubahan struktur sel dari jenazah Angeline tidak normal.
Sebelumnya, Kepala Polisi Resor Kota (Kapolresta) Denpasar, Komisaris Besar (Kombes) Anak Agung Made Sudana mengatakan bahwa Angeline sempat diperkosa dua kali sebelum dibunuh. Pelakunya adalah mantan petugas penjaga rumah Angeline bernama Agus Tai Hamdamai. "Agus sudah mengakui memperkosa Angeline," kata Made Sudana di Denpasar, Rabu malam.
Mengomentari hal tersebut, Dudut mengatakan bila jenazah ditemukan kurang dari tujuh hari maka hal itu bisa diidentifikasi. Namun, jenazah Angeline sudah berusia lebih dari tiga pekan.