Kamis 11 Jun 2015 15:36 WIB

Petugas Ambil Sampel Lumpur Berbau Gas di Indramayu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Semburan Lumpur Lapindo (ilustrasi)
Semburan Lumpur Lapindo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Semburan material lumpur berbau gas masih terus terjadi di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu. Untuk memastikan sumber maupun dampaknya, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu mengambil sampel semburan tersebut.

Dengan didampingi aparat kepolisian dan Pertamina, petugas Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu mendatangi lokasi semburan lumpur di salah satu rumah milik warga bernama Danu.

Di tempat itu, petugas langsung mengambil sampel air serta material lumpur dan pasir, yang berasal dari titik semburan di bekas sumur bor. Selanjutnya, sampel itu akan diteliti di laboratorium.

"Kita melakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan apa yang terdapat di dalam air dan lumpurnya. Kita periksa di laboratorium independen," ujar petugas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Indramayu, Didi Permani.

Selain mengambil sampel semburan, petugas juga mengumpulkan keterangan dari sejumlah warga yang di rumahnya terdapat semburan. Pengumpulan keterangan itu dimaksudkan untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya.

Seperti diberitakan, warga di Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu resah dengan munculnya semburan lumpur berbau gas di sekitar pemukiman mereka. Apalagi, titik lokasi semburan meluas, dari yang awalnya hanya 18 titik menjadi 24 titik.

Sekretaris Desa Sukaperna, Dian Sudiana, menyebutkan, semburan pertama muncul di salah satu rumah warga pada 3 Juni 2015 lalu. Pada Selasa (9/6), jumlah semburan menjadi 18 titik dan pada Rabu (10/6) bertambah menjadi 24 titik. Ketinggian semburan itu bervariasi. Namun, di beberapa titik ketinggian semburannya mencapai lima sampai enam meter.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement