REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel menyangkal tuduhan keterlibatan dalam peretasan sistem terkait program nuklir Iran, Kamis (11/6).
Sebelumnya, perusahaan keamanan komputer, Kaspersky mengatakan sebuah virus komputer digunakan untuk meretas sistem dalam pembicaraan internasional program nuklir Iran.
Perusahaan berbasis di Rusia tersebut menemukan perangkat mata-mata (spyware) di tiga hotel di Eropa yang menggelar negosiasi Iran dan enam negara. Kaspersky juga menemukan perangkat yang sama di komputer perusahaan.
Kaspersky dan perusahaan keamanan AS, Symantec mengatakan virus tersebut memiliki program yang sama seperti perangkat lunak mata-mata yang disebut Duqu. Ahli keamanan yakin Duqu dikembangkan di Israel.
Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely menyangkal keterlibatan Israel. "Laporan internasional itu tidak berdasar," kata dia pada Army Radio, Kamis (11/6).
Menurutnya, yang paling penting untuk Israel adalah mencegah kesepakatan buruk yang akan membuat Iran mengekang dengan program nuklirnya. Israel sendiri dikenal sebagai satu-satunya negara dengan kekuatan nuklir.
Israel mengaku telah membuka pembicaraan diplomatik dengan Iran. Namun, mereka meragukan munculnya kesepakatan dari pembicaraan Iran dengan Barat.