REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh betawi di Tangerang Selatan (Tangsel), Arsid, memprihatinkan kondisi pasar di daerahnya yang belum tertata rapih. Hal ini mengakibatkan pasar tidak berfungsi maksimal.
Belum lagi sampah yang membuat arus lalu lintas terganggu. Pasar Ciputat misalkan, sampah di sana berserakan di jalan. Pedagang hanya menempati kios bagian depan yang dekat dengan muka jalan. Sedangkan kios yang di dalam ditinggalkan. "Akhirnya tidak rapih. Berantakan," imbuh Arsid, saat dihubungi, Jumat (12/6).
Sampah harus dikelola dengan baik. Harus ada lahan khusus sebagai tempat pembuangan sementara. Bisa juga dibuatkan pengelolaan berbasis tekhnologi. "Ini bisa dilakukan dengan kerjasama. Ilmuwan dilibatkan di dalamnya," papar tokoh Betawi ini.
Jangan sampai sampah berserakan di jalan raya, seperti yang terjadi di Pasar Ciputat. Hal ini mengganggu kelancaran lalu lintas.
Kemudian pedagang di sana harus diajak berkomunikasi dengan arif dan bijaksana. Pengelola dan pemerintah setempat harus berempati dengan kondisi mereka. Kemudian diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga ketertiban.
Para pedagang bisa diajak bekerjasama dengan menempati kios yang sudah ada. Kalau sudah menempati kios yang kosong, maka pihaknya yakin pasar lebih tertata dengan baik. Kuncinya, papar Arsid, adalah komunikasi dua arah. Tidak melulu kepentingan pedagang, tapi juga pengelola.