Ulama Swedia Siapkan Pedoman Puasa di Lingkar Kutub Utara

Rep: c28/ Red: Agung Sasongko

Jumat 12 Jun 2015 10:52 WIB

Muslim Swedia Foto: World Bulletin Muslim Swedia

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Bagi umat Islam di belahan bumi Utara, tepatnya mendekati lingkar antartika seperti Muslim Swedia, durasi waktu berpuasa merupakan tantangan dalam menyambut Ramadhan. Pasalnya, berbeda dengan saudara seiman di belahan bumi lain, harus berpuasa 20 jam.

Melihat dari tantangan itu, Organisasi Islam Swedia menyiapkan panduan. “Kita memiliki dua pertanyaan yang sulit, tidak hanya ketika dapat berbuka di Utara tetapi juga ketika harus mulai berpuasa,” Kata juru bicara Asosiasi Islam Swedia, Mohammed Kharraki, seperti dilansir Onislam, Kamis (11/6).

Ia menjelaskan umat Islam di Swedia seharusnya mulai berpuasa sebelum matahari terbit, saat fajar. Tetapi tidak ada fajar yang nyata pada bulan-bulan musim panas di Stockholm. Masalah ini membingungkan umat Islam.

Di tahun-tahun sebelumnya, umat Islam di kota-kota sub-Arktik seperti Kiruna disarankan untuk berbuka puasa pada waktu yang sama seperti orang-orang di Selatan.  “Pedoman baru ini sedang dikerjakan secara rinci, saat berbuka puasa di sore hari agar menjadi lebih sesuai dengan seluruh dunia.” kata Kharraki

Dalam waktu dekat, Dewan Eropa untuk Fatwa dan Penelitian akan mengodok aturan yang akan berlaku di benua Biru. Aturan ini termasuk bagaimana menentukan waktu buka puasa pada situasi khusus seperti yang terjadi di Swedia.

“Setiap orang dapat mencoba untuk berpuasa selama 19 jam, tapi apabila tidak kuat menanganinya. Itu bukan ide. Apabila  Anda tidak pekerjaan Anda atau tinggal di kaki Anda, maka saatnya untuk berbuka puasa,” kata Kharraki.

Tahun lalu, Dewan mengeluarkan pedoman, yang memungkinkan umat Islam untuk mengikuti matahari di Stockholm atau di Malmö.

Terpopuler