REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian RI mengucapkan belasungkawa atas kematian anak berusia delapan tahun di Bali bernama Angeline dalam acara Seribu Lilin untuk Anak Indonesia yang digelar di Bundaran HI, Jakarta, pada Kamis (11/6) malam.
"Saya Kadiv Humas Polri turut prihatin dan ikut berbelasungkawa atas terjadinya peristiwa di Bali pada ananda Angeline. Mudah-mudahan peristiwa ini tidak terjadi lagi di Indonesia," kata Kadiv Humas Polri Irjen Polisi Anton Charliyan yang juga memegang lilin sebagai dukungan atas aksi tersebut.
Irjen Anton berharap ke depan peristiwa yang menimpa Angeline tak terjadi pada anak-anak lainnya. Ia juga mengingatkan orang tua untuk bertanggung jawab, melindungi dan memperhatikan anak mereka.
Ia mengatakan peristiwa tersebut menjadi refleksi adanya masalah dalam perlindungan anak di Indonesia. "Masalah ini cukup memprihatinkan bagi perlindungan anak di Indonesia," kata Anton.
Hadir pula anggota Komisi VIII DPR Mamam Imanulhaq dalam acara tersebut. Menurut dia, pembunuhan pada Angeline adalah aksi biadab yang harus dihukum seberat-beratnya.
"Seandainya Angeline adalah anak kita, orang terdekat kita, tentu penyiksaan yang dilakukan orang biadab tersebut menyakitkan kita," kata Maman.
Maman juga mengajak hadirin yang ada dalam kegiatan itu untuk berdoa bersama untuk Angeline dan anak-anak Indonesia.
Angeline, anak perempuan berusia delapan tahun yang hilang sejak Sabtu (16/5), ditemukan tewas dikubur di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, pada Rabu(10/6).
Kasus hilangnya Angeline mendapat perhatian dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat, baik nasional maupun internasional.
Gerakan Seribu Lilin untuk Anak Indonesia yang digelar di Jakarta juga sebagai bentuk duka atas kematian tragis Angeline.