Jumat 12 Jun 2015 20:21 WIB

Menhan: Jangan Terlalu Cepat Komentari Pencalonan Sutiyoso

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, mengimbau agar jangan terlalu cepat mengomentari pencalonan Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara.

"Tanggapannya (Sutiyoso jadi Ka BIN), lihat dulu, jangan tanggap-tanggapin dulu, mudah-mudahan bagus," kata Menhan usai kuliah umum kepada ratusan mahasiswa di Graha Bela Negara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).

Menurut dia, lebih baik dilihat dulu proses pencalonan Kepala BIN. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu, mengatakan, selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, karier Sutiyoso terbilang bagus. Bukan hanya itu, karir pria yang akrab disapa Bang Yos itu juga memiliki prestasi selama berkiprah di militer. "Bagus, kalo gak bagus gak mungkin jadi bintang tiga," ujarnya.

Ryamizard menambahkan, kalau dicari, mungkin ada yang bagus dan ada yang kurang. "Tapi dimata presiden itu yang terbaik. Banyak kandidat (kepala BIN), ada 10 nama. Namun, yang menentukan presiden. Nanti saya cawe-cawe dikatakan tidak loyal lagi. Saya dukung putusan presiden," tegas Menhan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan rekam jejak dan kompetensi dalam penunjukan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN). "Saya juga telah mengajukan pencalonan Sutiyoso sebagai KaBIN ini saya juga sudah melalui banyak pertimbangan dan memperhatikan baik rekam jejak maupun kompetensi dari Pak Sutiyoso," kata Presiden Jokowi di kediamannya Jalan Kutai Utara Sumber Solo, Rabu (10/6).

Jokowi mengatakan, pertimbangan pengajuan nama Sutiyoso sebagai KaBIN itu mengingat rekam jejaknya di dunia intelijen dan militer. Sutiyoso dinilai memiliki pengalaman dan kompetensi yang cukup untuk memimpin badan tersebut.

"Terutama di dunia intelijen dan militer saya berharap DPR RI memberikan pertimbangan atas usulan tersebut," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement