REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, yang dipimpin Sultan H Khairul Saleh kembali meraih penghargaan di tingkat nasional. Kali ini, Kabupaten Banjar mendapat Indonesia Attractiveness Index Award 2015.
Kabupaten Banjar yang dipimpin Sultan Khairul selama dua periode meraih Indonesia Attractiveness Index Award 2015, dengan total indeks ≥ 64,66. Penghargaan itu juga diberikan sebagai apresiasi kepada kepala daerah yang dinilai berhasil membangun dan mengembangkan daerahnya.
Penghargaan itu diterima Sultan Khairul dalam acara Malam Penganugerahan Indonesia Attractiveness Index yang digelar di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (12/6) malam. Indonesia Atractiveness Index merupakan survei yang diadakan Tempo Media Group bekerja sama dengan Frontier Consulting Group.
Sigi tersebut melibatkan investor dan publik guna memperoleh data mengenai daya tarik di level kabupaten/kota maupun level provinsi di seluruh Indonesia dengan cakupan penilaian meliputi bidang investasi, infrastruktur, layanan Publik dan pariwisata.
Seusai menerima penghargaan tersebut, Sultan Banjar ini mengatakan pembangunan infrastruktur baik itu perumahan, hotel, apartemen, dan fasilitas publik lainnya di wilayah yang dipimpinnya begitu pesat.
"Silakan mengamati pusat perbelanjaan, jalan, dan terlebih lagi sektor properti atau perumahan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Mulai wilayah perbatasannya yaitu di Kecamatan Kertak Hanyar dan Gambut hingga Ibukota Kabupaten Martapura, pembangunan pesat sekali," ujar ketua ICMI Orwil Kalimantan Selatan ini kepada ROL.
Ia menambahkan, Kabupaten Banjar jug memiliki daya tarik yang tinggi bagi para investor. "Bak bunga yang memikat kumbang," cetusnya. Kabupaten Banjar, kata dia, dilengkapi infrastruktur pendukung, mulai dari jalan yang menghubungkan ke pelabuhan Trisakti di Banjarmasin dan Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru, jalan penghubung antardesa yang dapat dilintasi transportasi publik hingga ke kawasan pertanian dan perkebunan di pelosok – pelosok Kabupaten Banjar.
Infrastruktur
"Pada 2005, Kabupaten Banjar mampu membuat jalan yang menghubungkan 61 desa terisolasi," papar Sultan Khairul. Sehingga, kata dia, 41 desa bisa dilalui kendaraan roda empat, 12 desa bisa dilalui kendaraan roda dua, dan masih tersisa delapan desa yang belum bisa dilalui kendaraan roda dua, karena terkendala tata ruang berada di kawasan hutan konservasi dan kendala geografis. Sultan Khairul juga mengungkapkan, jumlah jembatan permanen berkonstruksi beton dan baja yang dimiliki Kabupaten Banjar juga terus bertambah. "Dari semula hanya 8 persen menjadi 83 persen atau total jembatan permanen yang dibangun sebanyak 218 Unit," ungkap Ketua ICMI Orwil Kalsel ini.
Ia juga menambahkan, kondisi jembatan kabupaten dalam keadaan baik juga meningkat dari semula 47 persen menjadi 83 persen. Jumlah jembatan permanen konstruksi beton dan pada pada ruas jalan desa di Kabupaten Banjar juga bertambah dari 8 persen menjadi 20 persen. “Total jembatan Permanen yang dibangun sebanyak 72 Unit.”
Sultan Khairul Saleh juga memaparkan, kondisi jembatan desa dalam keadaan baik di wilayah yang dipimpinnya meningkat dari semula 55 persen menjadi 60 persen. Saat ini, kata dia, jalan kabupaten yang berada dalam kondisi mantap telah meningkat menjadi 68,55 persen.
“Jalan desa dalam kondisi mantap dari semula 45,97 persen meningkat jadi 70,07 persen,” kata Sultan Khairul. Menurut dia, panjang jalan desa dengan kondisi permanen berlapis aspal mencapai 508,84 kilometer. Meningkat dari sebelumnya hanya 193,63 kilometer.
“Peningkatan jalan desa menjadi beraspal sepanjang 315,21 km,” paparnya. Saat ini, panjang jalan kabupaten mencapai 781,39 km dan panjang jalan desa 1.116,69 km. Sehingga, total jalan di Kabupaten Banjar sepanjang 1.898,08 km.
“Ketertarikan investor terhadap Kabupaten Banjar untuk dijadikan tujuan investasi yang lebih menjanjikan daripada wilayah lainnya di Kalimantan Selatan, kata kuncinya adalah infrastruktur,” ujar dia.
Investasi
Sultan Khairul juga menekankan pentingnya membangun identitas kabupaten. Pemerintah Kabupaten Banjar melakukannya dengan membuka peluang investasi di berbagai sektor. Seperti pertambangan, energi, pariwisata, produk kreatif, pertanian, perkebunan, kelautan, dan infrastruktur.
"Membangun karakter Kabupaten Banjar sangat penting, membangun identitas sebuah kabupaten sangat diperlukan investasi," paparnya. Ia mengaku telah meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BKPMP2T) Kabupaten Banjar sigap bertindak dalam menyerap peluang investasi di berbagai sektor.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh BKPMPPT Kabupaten Banjar, terdapat sekitar 12 proyek investasi yang dikelola oleh Penanam Modal Asing dan lebih dari 50 proyek investasi yang dikelola oleh Penanam Modal Dalam Negeri pada akhir tahun 2014.
Nilai investasi baru dari penanaman modal asing (PMA) di Kabupaten Banjar setiap tahun pun terus meningkat. Pada 2013 nilai investasi Penanam Modal Asing kurang lebih sebesar Rp 44 miliar dan pada akhir tahun 2014 nilai investasi tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan yakni sebesar Rp 363 miliar
Di Kalimantan Selatan, pertumbuhan investasi Kabupaten Banjar untuk realisasi PMA / PMDN tahun 2014 sebesar 35 persen, menempati peringkat pertama dibandingkan kabupaten/kota lainnya.
Dari sisi perekonomian, lanjut Sultan H. Khairul Saleh, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjar tahun 2012 mencapai 6,33 persen. Pertumbuhan ini dilihat dari besaran nilai PDRB, selama tahun 2012 Kabupaten Banjar mampu menghasilkan nilai tambah bruto sebesar 8,611 triliun rupiah, yang jika dihitung dengan harga konstan hanya berjumlah 3,777 triliun rupiah.
"Jadi penganugerahan Indonesia Attractiveness Index kepada Pemerintah Kabupaten Banjar , dapat kami simpulkan bahwa secara keseluruhan pelaku usaha menilai iklim usaha di Kabupaten Banjar sudah potensial yang terlihat dari total nilai indeks ≥ 64,66," ungkapnya.