REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemuda tidak bisa dilepaskan dari pembangunan di satu negara. Pemuda memiliki peran penting dan berkelanjutan dalam perjalanan kehidupan berbangsa.
Karena itu, dengan peran serta posisinya yang strategis dalam kehidupan kebangsaan, sudah sepatutnya pemuda dipandang sebagai aset sosial bangsa yang strategis.
“Maju mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh pemuda. Apabila pemudanya lemah maka bangsa pun lemah. Sehingga logikanya, lemahnya kemandirian pemuda menyebabkan lemahnya kemandirian suatu bangsa,” ujar Sakhyan Asmara selaku Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, dalam Rapat Sinergi Lintas Pemangku Kepentingan Pramuka Dalam Rangka Optimalisasi Revitalisasi Gerakan Pramuka Tahun 2015, Jumat (13/6).
Karena itu Sakhyan mengatakan, sinerjitas antara pemangku kepentingan dalam hal ini lembaga kepramukaan, akademis dan perguruan tinggi dalam pengembangan Gerakan Pramuka sangat diperlukan. Sebab gerakan ini memiliki peran strategis dalam membangun kemandirian pemuda.
“Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non formal merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan.
Menyiapkan pemuda menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral, mental, spiritual, intlelektual, emosional, maupun fisik dan keterampilan,” paparnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/6).
Rapat sinerji tersebut berlangsung di Kila Senggigi Beach Hotel, Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Rabu (10/6) hingga Jumat (12/6). Rapat dihadiri Kadispora Provinsi Nusa Tenggara Barat, Anang Zulkarnaen, SH, serta para perwakilan dari berbagai lembaga dan dinas terkait, Kementerian, Perguruan Tinggi, SKPD Provinsi NTB, Kwarnas dan Kwarda Provinsi Nusa Tenggara Barat.