REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ratusan warga menggelar doa bersama untuk mengenang Angeline (8) di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Kota Denpasar, Sabtu (13/6) petang.
Ratusan warga itu berasal dari beragam kalangan mulai dari teman sekolah Angeline di SD Negeri 12 Kesiman, Sanur, aktivis lembaga swadaya masyarakat, komunitas sosial, hingga wisatawan mancanegara.
Selain berdoa, mereka juga menyalakan ratusan lilin dan menaburkan bunga di sekitar Pantai Matahari Terbit sebagai tanda mengenang peristiwa memilukan itu untuk memberikan kekuatan kepada masyarakat agar lebih memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada anak-anak.
Beberapa dari lembaga swadaya masyarakat itu juga terlibat dalam upaya pencarian Angeline dengan menyebarkan brosur berisi informasi terkait bocah malang itu sebelum ditemukan tewas dikubur di halaman belakang rumahnya.
Hingga saat ini, polisi masih menetapkan satu orang tersangka, yakni Agus (25) yang merupakan mantan pekerja rumah tangga di rumah Margaret, ibu angkat Angeline, di Jalan Sedap Malam Nomor 26 Denpasar.
Polisi saat ini masih mendalami keterangan sejumlah orang dekat Angeline, di antaranya Margaret, dua kakak angkat Angeline, dua penghuni kos setempat, dan petugas pengamanan setempat.
Aparat berwajib juga tengah menyelidiki sejumlah hal termasuk kejanggalan dan adanya dugaan "persekongkolan" yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu seperti yang diduga oleh Ketua Umum Komisi Pelindungan Anak Nasional, Arist Merdeka Sirait.
Angeline ditemukan tewas dikubur di halaman belakang rumahnya di dekat kandang ayam, Rabu (10/6). Di atas kuburan tersebut ditanami pohon pisang.
Penemuan kuburan tersebut sekaligus menjawab informasi yang selama ini dilaporkan oleh keluarga angkat korban yang menyatakan bahwa Angeline hilang sejak Sabtu (16/5) sore.