REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan, bangsa Indonesia perlu melakukan sejumlah revolusi mental untuk mencegah agar tidak ada anak lain yang bernasib naas seperti Angeline yang ditemukan tewas terkubur di halaman rumahnya di Bali.
"Kekerasan terhadap anak tidak boleh dianggap remeh karena menyangkut masa depan bangsa. Negara tidak boleh kalah dengan pelaku kejahatan terhadap anak," kata Susanto melalui siaran pers diterima di Jakarta, Ahad (14/6).
Susanto menyatakan ada beberapa revolusi mental yang harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kejahatan terhadap anak. Pertama adalah mencegah pandangan yang memosisikan anak sebagai milik dan sah diperlakukan semaunya oleh orang tua. Jangan ada lagi anggapan perlakuan apa pun yang dilakukan terhadap anak adalah hak orang tuanya, tanpa boleh ada orang lain yang ikut campur.
Hal lain yang harus dilakukan adalah mengingatkan kepala daerah baik gubernur dan wali kota/bupati bahwa perlindungan anak menjadi kewenangan wajib daerah. "Pemerintah daerah perlu melakukan promosi intensif tentang perlindungan anak dan memanfaatkan kelembagaan RT dan RW sebagai pelopor untuk mempromosikan hal tersebut, termasuk bagaimana membangun mekanisme pencegahan, penanganan dan pelaporan dugaan kekerasan terhadap anak," tuturnya.
Menurut Susanto peran tokoh agama, adat dan budaya juga penting untuk melakukan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan anak. "Muatan perlindungan anak bisa dipadukan dalam khutbah Jumat di masjid, khutbah di gereja dan aktivitas ceramah keagamaan lainnya," katanya.
Susanto mengatakan seluruh pihak juga harus berperan dalam memberikan pemahaman kepada para calon pengantin baru tentang perlindungan anak. Selain itu, sekolah juga harus aktif mempromosikan dan membangun komunikasi dengan orang tua mengenai perlindungan anak. "Orang tua juga harus memastikan, siapa pun yang mengasuh anaknya, baik pengasuh, 'baby sitter', kakek, nenek atau yang lainnya memahami pola pengasuhan yang ramah anak," ucapnya.
Angeline, anak yang sebelumnya dilaporkan hilang di Bali, ditemukan tewas dikuburkan di halaman rumahnya di Sanur, Bali di dekat kandang ayam. Polisi berhasil menemukan jenazahnya setelah warga sekitar melaporkan bau menyengat di sekitar lokasi.