REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi teror yang terus dilancarkan kelompok pemberontak Houthi di Yaman disinyalir mendapatkan dana bantuan dari luar negara Yaman. Dana itulah yang digunakan untuk melakukan sejumlah serangan yang mengancam masyarakat sipil dan pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak mengatakan dana bantuan dari luar kelompok Houthi itu dimanfaatkan melakukan teror. Teror ini tak hanya menghancurkan pusat-pusat pemerintahan Presiden Hadi tapi juga mengancam masyarakat sipil yang tidak tahu menahu.
"Dia mendapatkan bantuan dari luar yang digunakan untuk melakukan serangkaian aksi teror yang mengancam masyarakat sipil termasuk menghancurkan gedung pusat pemerintahan," kata Mustafa kepada Republika di Gedung Kedutaan Besar Arab Saudi, Kuningan, Jakarta Pusat, Jumat (12/6).
Kondisi Yaman yang tidak stabil dengan sejumlah insiden teror membuat Arab Saudi berusaha membantu mengembalikan stabilitas negara tetangganya tersebut. Upaya yang disebut dengan pengembalian legimitasi Yaman ini bertujuan membantu masyarakat Yaman. Serta mengembalikan legimitasi pemerintah agar bisa kembali berjalan.
Menurutnya, serangan ke Yaman bukan dalam arti berperang dengan negara tersebut. Namun justru menyerang militan Houthi yang mengancam banyak orang dengan aksi terornya.
Tak hanya menyerang pusat pemerintahan, Houthi bahkan juga menghancurkan Masjid-Masjid sebagai sentra kegiatan keagamaan. Selain itu mereka juga membunuh tokoh-tokoh agama terkemukan di Yaman. Serangan juga tak luput dilemparkan ke wilayah Arab sebagai negara yang membantu Presiden Hadi untuk menyerang Houthi.