REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penting untuk memperhatikan makhrojul huruf saat membaca Alquran. Ini karena, masing-masing huruf memiliki bunyi dan pengucapan yang berbeda.
Pakar Alquran, Prof. Amir Faishol menjelaskan, keluarnya huruf A, Ba, Tsa, Ja, dipastikan benar di mana letak dan posisi lidah. Setelah sudah benar bunyi huruf tersebut, maka pembelajaran selanjutnya adalah menggabungkan huruf, seperti Ab, Aj, Ad, dan itu juga harus dipastikan bunyi dan posisi lidah benar. Kemudian, mulai menggunakan tasdid. Seperti Ajja, Abba, Adda.
“Itu harus pasti benar bunyinya, karena huruf itu ada tiga, pengucapan, gerakan mulut, bibir, lidah dan suara, kalau tidak seimbang, tentu bunyi yang dikeluarkan tidak benar,” kata Amir yang menempuh S1-S3 konsen di Tafsir Quran, Ahad (14/6).
Selain bunyi huruf, kekuatan, dan kelemahan suara juga sangat diperhatikan. Misalnya mengucapkan huruf A, ucapan benar akan tetapi tidak maksimal, maka itu menjadi salah. Termasuk juga, suara kuat akan tetapi pelafalan salah, itu juga salah. Misalnya mengucapkan bimillah secara maksimal atau kuat, akan tetapi pelafalannya salah atau dia tidak memposisikan hurul lam itu berada di ujung lidah.
“Pengucapan, gerakan mulut, suara, itu harus seimbang. Karena dalam al-quran itu, masing-masing huruf punya penekanan dan penekanannya harus benar. Itulah yang harus dulu diperbaiki,” kata Amir, pernah menjadi dosen pascasarjana di Fatimah Jinah Women University Rawalpindi Pakistan.
Menurut dia, selama ini banyak orang bangga terhadap banyaknya jumlah hafalan yang dimiliki. Akan tetapi, mereka lupa untuk melihat kembali dari mana bunyi atau makhrojul huruf itu keluar, dari ujung lidah, dari kerongkongan, atau dari langit-lagit mulut.
“Jadi ingat, kaidah pertama itu perbaiki dulu makhrojul huruf, baru menambah hafalan,” kata Amir Amir.