Senin 15 Jun 2015 10:00 WIB

'Iuran BPJS Ketenagakerjaan Lebih Murah Dibanding Belanja Rokok'

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan)
Foto: antara
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Para pekerja non formal harus terus diedukasi dalam memanfaatkan program jaminan kesejahteraan nasional melalui BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini penting mengingat para pekerja sektor non formal tak luput dari resiko kecelakaan yang sewaktu- waktu dapat menghentikan produktivitasnya sebagai tulangpunggung perekonomian keluarga.

Di lain pihak BPJS Ketenagakerjaan telah membuka lebar kesempatan bagi para pekerja non formal untuk mendapatkan sejumlah perlindungan dengan memanfaatkan program yang besaran iurannya yang cukup terjangkau.

“Menyisihkan Rp 20.800 rupiah per bulan ini belum seberapa dari belanja rokok bapak- bapak,” tegas Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada talkshow  ‘Sosialisasi Masif Tanya Saya’ yang digelar BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah, di halaman kantor Disperindag Provinsi Jawa Tengah, Ahad (14/6).

Karena itu, jelas gubernur, bagi bapak- bapak yang tiap bulan menghabiskan Rp 300 ribu untuk belanja rokok cobalah mengurangi sebesar nominal iuran BPJS ketenagakerjaan sektor non formal ini. Karena ada manfaat perlindungan yang dapat dinikmati para pekerja non formal. Mulai dari jaminan kematian, jaminan kecelakaan dan jaminan pensiun.

Apalagi, per 1 Juli nanti, BPJS Ketenagakerjaan telah sudah dapat memberikan layanan penuh bagi kepesertaan program ini. Jika dibandingkan dengan manfaatnya iuran wajib tersebut tidak mahal. Apalagi dalam kepesertaan pekerja non formal ini BPJS Ketenagakerjaan juga member stimulan bebas iuran tiga bulan pertama.

“Tadi pekerja loper koran saja penghasilannya Rp 200 ribu per hari atau rp 6 juta per bulan. Kalau hanya menyisihkan Rp 100 ribu saja misalnya, itu masih kecil dibandingkan manfaat yang dapat dicover,” tegas Ganjar.

Di lain pihak ia juga meminta pihak BPJS Ketenagakerjaan untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga akan ikut mendorong program ini.

Dengan begitu, program ini bisa efektif mendorong peningkatan kesejahteraan seluruh pekerja non formal di Jawa Tengah. “Harapannya saat diresmikan Presiden di Cilacap Juli nanti, cakupan kepesertaan pekerja sektor non formal ini sudah semakin luas,” tambahnya.

Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah dan DIY, Cotta Sembiring mengatakan, pada kesempatan ini Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah memberikan stimulus kepada 500 orang loper koran di Kota Semarang. Pihaknya juga terus melakukan penetrasi untuk memperluas cakupan para pekerja sektor non formal ini. “Di antaranya melalui kegiatan sosialisasi masif seperti ini,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement