REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produk tabungan bagi para pelajar, Simpanan Pelajar Syariah (Simpel iB) diharapkan bisa menumbuhkan kembali semangat menabung sejak dini.
Dalam peluncuran gerakan Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS), Presiden Joko Widodo mengaku sangat menghargai inisiatif yang sudah dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama industru yang memunculkan Simpel iB.
Ia percaya, generasi muda yang terbiasa menabung akan membantu kondisi bangsa. ''Kalau digerakkan dan dibangunkan kembali agar pelajar gemar menabung, ini akan menguatkan tabungan nasional,'' kata Jokowi.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, Simpel iB adalah lanjutan nyata ACKS meski tersedia juga Simpel konvensional. Simpel iB juga bagian edukasi keuangan syariah bagi pelajar dari TK hingga sekolah menengah atas (SMA).
Simpel diharapkan bisa menumbuhkan juga budaya mrnabung sehingga bisa membantu memperbesar tabungan nasional yang pada akhirnya membantu ekonomi nasional. Program ini merupakan elemen dari pengembangan keuangan syariah sudah ada dalam rencana RPJMN 2015-2019.
''Rasio tabungan terhadap produk domestik bruto (GDP) Indonesia masih kecil. Karena itu perlu disegarkan dan digelorakan kembali tabungan pelajar ini,'' tutur dia.
Bekerja sama dengan berbagai instansi termasuk sekolah dan pemerintah daerah, kampanye Simpel iB akan diluncurkan di semua daerah.
Akan ada hari menabung dimana bank datang ke sekolah dan mengedukasi warga sekolah. Sehingga selain layanan simpanan, warga sekolah juga sekaligus bisa membuka pintu bagi layanan keuangan lainnya.
Ketua Bidang Riset dan Analisis Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Agus Dwi Handaya mengungkapkan, anak-anak bisa menabung uang dari jajan mereka mulai dari Rp1.000.
Sementara ini, Simpel iB baru bisa diakses siswa siswi yang sekolahnya bekerja sama dengan bank-bank syariah atau konvensional tertentu.
Terkait pengenalan nasabah ( know your custom atau KYC) karena para pelajar belum punya identitas, otoritas mensyaratkan adanya identitas sekolah dan orangtua dari murid-murid sekolah yang bekerja sama sebagai penunjang.
Simpel iB memang dibuat untuk segmen yang KYC-nya tidak lengkap. Karena itu harus dilengkapi pendukung dari sekolah.
''Bagi anak-anak SD, tanda tangan itu seperti menggambar, mudah berubah. Jadi butuh pendukung orang dewasa dari sekolah dan orangtua,'' kata Agus.