Senin 15 Jun 2015 10:15 WIB

'Pemuda Perlu Dibekali Keterampilan Citizen Journalism'

Kementerian Pemuda dan Olahraga
Kementerian Pemuda dan Olahraga

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementrian Pemuda dan Olahraga Yuni Poerwanti di Sorong, Papua Barat, Ahad (14/6) menegaskan bahwa para pemuda perlu membekali diri dengan ketrampilan jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai sumber informasi alternatif bagi masyarakat.

"Para pemuda jangan tidur dan harus bisa menuangkan pikiran dan ide-ide dalam bentuk tulisan untuk diinformasikan ke masyarakat melalui berbagai bentuk saluran media, salah satunya jurnalisme warga," kata Yuni saat membuka Pelatihan Jurnalisme Warga yang berlangsung di komplek Pondok Pesantren Hidayatullah di Kecamatan Mayamuk, Kabupaten Sorong.

Pelatihan yang dihadiri sekitar 250 pemuda dari berbagai organisasi itu  diselenggarakan oleh Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP PON), bekerjasama dengan Pondok Pesantren Hidayatullah.

Menurut Yuni yang didampingi Kepala PP PON Teguh Raharjo dan pimpinan Pondok Pesantren Hidayatullah Sudirman Hambal, melalui pelatihan Jurnalisme Warga tersebut para pemuda diharapkan mempunyai ketrampilan untuk mengelola informasi di lingkungan sekitarnya, tanpa harus menjadi reporter profesional.

Selain para pemuda dari Kabupaten Sorong, pelatihan dengan nara sumber Dadan Ramdani dari Lembaga Pendidikan Jurnalistik Antara (LPJA) Jakarta itu juga diikuti sekitar 25 peserta Ekspedisi Nusantara Jaya yang kebetulan sedang merapat di Sorong.

"Melihat kemajuan teknologi informasi sekarang ini, jurnalisme warga memang sangat pas untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam mengelola informasi yang ada di sekitar mereka dan bermanfaat bagi masyarakat luas," kata Yuni.

Hasan Basri, mahasiswa asal Universitas Muhammadiyah Sorong mengakui bahwa ia memang sangat meminati bidang jurnalistik, tapi belum mendapatkan kesempatan untuk mendalaminya secara lebih mendalam.

"Saya senang sekali mendapat kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini yang meski hanya ketrampilan dasar, tapi setidaknya bisa menambah wawasan saya mengenai seluk beluk dunia jurnalistik," kata Hasan.

Tapi Hasan Basri yang juga aktif dalam sebuah lembaga swadaya masyarakat di Sorong itu menyampaikan kegalauannya dengan kehidupan pers di Tanah Air yang menurutnya lebih menampilkan kepentingan pihakk tertentu, terutama media elektorik.

"Saya sering bingung dan tidak tahu harus mempercayai yang mana kalau menyimak berita dari berbagai media, terutama televisi, Yang satu lebih membela habis-habisan salah satu pihak, demikian pula dengan media lainnya," katanya.

Fakhtur, peserta lainnya dari Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sorong juga mempertanyakan independensi media massa, terutama yang dikuasai oleh pemilik modal sehingga ia memilih untuk mencari informasi melalui media alternatif yang berasal dari media sosial.

Selain pelatihan jurnalisme media, juga digelar Kepelatihan Kepemimpinan dengan nara sumber Muhammad Akbar Satrio, Ketua Al Azhar Youth Leadership Institute (AYLI) Jakarta.

Meski pelatihan tersebut digelar di lokasi yang cukup jauh dari pusat Kota Sorong, para peserta tampak bersemangat dan banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan kritis, baik mengenai masalah kepemimpinan para elit politik maupun seputar kondisi media massa di Tanah Air.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement