REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Young Indonesia (YOI) resmi diluncurkan pada Ahad (14/6). Organisasi pemuda tersebut terbentuk berawal dari inisiatif untuk mengkoordinasi relawan pilpres, baik kubu Jokowi maupun Prabowo.
"Jadi organisasi YOI ini awalnya untuk mengumpulkan anak-anak muda bekas relawan saat kampanye pilpres lalu. Kita gabungkan lagi agar tetap berkontribusi positif untuk pemerintah dan kemajuan bangsa. Kita dukung dan kritisi apapun untuk Indonesia yang lebih baik," kata salah seorang inisator YOI, Diaz Hendropriyono saat peluncuran dan diskusi terbuka 'Suara Indonesia Muda' di Jakarta Selatan dalam siaran pers.
Kendati begitu, menurut Diaz, YOI tak hanya bersifat ekslusif dari relawan atau pendukung Jokowi-JK saja. Di dalamnya, lanjut dia, YOI terbuka untuk semua pemuda dengan berlatar belakang partai politik atau profesional yang berbeda-beda. Termasuk pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014.
"Ini bukan esklusif, tapi siapa pun anak muda boleh masuk. Apapun latar belakang. Pendukung Pak Prabowo-Hatta juga ada yang mau gabung, seperti Moreno Soeprapto dan Sandiaga Uno," kata Diaz.
Menurut Staf Khusus Menkopolhukam tersebut, organisasi YOI dibuat untuk mewadahi kaum muda yang polpulasinya semakin banyak untuk tetap bisa kompak demi berkontribusi pada bangsa. Pasalnya pasca-Pilpres 2014, banyak anak muda yang terpecah bahkan tercecer ke mana-mana karena tidak ada wadah yang menyatukan lagi.
Menurut Diaz, pembentukan YOI diinisasi beberapa tokoh muda yang juga hadir dalam acara soft launching, di antaranya Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri, Wali Kota Bogor Bima Arya, anggota Fraksi Nasdem DPR Ahmad Sahroni dan tokoh muda lintas partai dan profesional lainnya. Tampak hadir juga, musisi dan aktor seperti Tompi dan Lukman Sardi.
"Karena baru soft launching jadi bicara program atau struktur pengurus masih belum dibicarakan. Semoga tahun ini ada, tapi saya tidak mau jadi ketua umum. Kesempatan terbuka untuk semua anak muda," ujar putra AM Hendropriyono itu.