Senin 15 Jun 2015 22:55 WIB

Petani Lebak Diminta Tingkatkan Produksi Padi Gogo

Petani Lebak Diminta Tingkatkan Produksi Padi Gogo. (ilustrasi)
Foto: wikipedia
Petani Lebak Diminta Tingkatkan Produksi Padi Gogo. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Petani Kabupaten Lebak, Banten, diminta meningkatkan produksi padi gogo untuk mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah.

"Produksi padi gogo dari Januari sampai Mei 2015 mencapai 18.412 ton dan diharapkan dapat meningkat produksi pada Desember mendatang," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Senin (15/6).

Untuk meningkatkan produksi padi gogo, pihaknya kini menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani untuk memanfaatkan lahan itu. Banyak lahan-lahan milik Perum Perhutani yang telantar dapat dikembangkan tanaman padi gogo.

Melalui kerja sama ini, kata dia, diharapkan masyarakat bisa menggarap lahan Perum Perhutani untuk ditanami padi gogo dalam upaya mendukung program swasembada beras.

Apabila, Perum Perhutani membuka lahan untuk ditanami kayu-kayuan, dapat dilibatkan masyarakat sebagai penggarap dengan pola tumpang sari.

Dengan pola tumpang sari ini, kata dia, masyarakat bisa menanam padi gogo dengan tanaman lainnya, seperti jagung, kacang tanah, pisang dan sayur-sayuran. Saat ini, produksi padi gogo atau huma di Kabupaten Lebak sebanyak 18.412 ton dari tanam seluas 6.143 hektare.

"Kami berharap produksi padi gogo meningkat dan bisa membantu ketersediaan pangan," katanya.

Menurut dia, petani padi gogo bisa mengembangkan tanaman lainnya dengan tidak memerlukan air banyak, juga biaya relatif murah. Saat ini, petani gogo yang masih bertahan dari peninggalan nenek moyangnya adalah masyarakat komunitas Suku Baduy.

Namun, saat ini masyarakat menyukai pengembangan padi huma dengan produksi selama 3-6 bulan. Sanca, seorang petani Baduy mengatakan pihaknya menanam padi gogo di areal lahan darat, karena bagi warga Baduy menanam padi di sawah dilarang adat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement