REPUBLIKA.CO.ID, NEW HAMPSHIRE -- Pria 60 tahun asal Rochester, New Hampshire, Jerry DeLemus, berencana mengadakan kontes "Menggambar Muhammad" pada Agustus mendatang. Ia memaksudkan niatnya itu sebagai gerakan “kebebasan berbicara”.
"Tujuan saya hanyalah menyoroti apa yang sebenarnya terjadi di negara kami (Amerika Serikat--Red). Posisi AS sebagai negara yang bersedia menjamin hak berekspresi dan betapa salahnya ketika seseorang mengancam untuk membunuh kami saat kami hanya menggunakan hak itu,” ujar DeLemus seperti dikutip Boston Heralds, Selasa (16/5).
Pernyataan DeLemus itu merujuk pada sikap para ekstremis yang mengancam akan menyakiti siapa pun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Ia mengatakan tidak ingin mencari masalah, tetapi akan siap jika masalah itu datang.
DeLemus adalah aktivis Tea Party, yang istrinya bekerja di DPR New Hampshire. DeLemus menjadi berita utama tahun lalu sebagai pemimpin milisi darurat yang berhadapan dengan agen federal dalam upaya untuk menghentikan penyitaan properti dari peternak Cliven Bundy di Nevada.
Mantan marinir itu mengatakan, ia berharap acaranya akan berlangsung damai. Para pengunjuk rasa akan diterima, dan dia menyiapkan tim keamanan agar kegiatan berlangsung aman dan damai.
Ia menekankan, dirinya tidak bermaksud melukai perasaan kelompok tertentu. Justru, menurut dia, acara itu akan mencegah representasi cabul atau tidak menyenangkan dari Muhammad.
"Jika orang-orang ingin mem-bully saya, ya itu pilihan mereka. Tentu saya tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun atas ini. Saya harap acaranya akan berlangsung damai, seaman mungkin, dan saya berharap satu-satunya hal yang ada adalah lembaran kertas," ujarnya.
Meski demikian, DeLemus belum memutuskan akan menggelar kontes di kota dan tempat mana. Ia mengatakan, niat itu terinspirasi oleh kontes serupa yang digelar Pamela Geller di Garland, Texas, bulan lalu.
Acara yang dihelat Geller diserang oleh dua calon jihadis yang ditembak mati oleh petugas keamanan. Perempuan aktivis hukum anti-Syariah itu kini mengapresiasi ada orang lain yang berinisiatif mengatur kontes menggambar Nabi Muhammad di Negara Granit itu. Menurut Geller, acara itu adalah simbol kebebasan.