REPUBLIKA.CO.ID, TARNATE -- Sejumlah pelatih sepak bola di Maluku Utara (Malut) berharap Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Pengurus PSSI segera berdamai agar pembinaan usia dini di daerah ini bisa berjalan.
"Sanksi FIFA terhadap PSSI pada saat ini sangat mempengaruhi upaya pengembangan di daerah, termasuk di Kota Ternate," kata Pelatih SSB Tunas Gamalama, Hani Kodja, di Ternate, Selasa (16/6).
Ia menyatakan pembinaan yang berjalan baik selama ini di Maluku Utara terbukti sudah melahirkan pemain-pemain berprestasi seperti Abduh Lestaluhu dan Ilham Udin Armaiyn yang berkiprah di SEA Games Singapura.
Menurut dia, jika Menpora dan PSSI tidak bisa berdamai maka dapat dipastikan pembinaan dan perekrutan bakat-bakat baru yang gemilang akan terhenti, tidak hanya di Maluku Utara tetapi juga di berbagai daerah di Tanah Air.
"Pembekuan PSSI oleh Menpora membuat pembinaan usia dini tidak lagi bergairah, dan kemungkinan bisa macet karena tidak ada kejelasan akan bagaimana dunia sepak bola kita," kata Hani.
"Torang (kita) latihan-latihan bola ini ada kaumnya di atas yakni PSSI. Bila PSSI diaktifkan kembali berarti torang bisa mendaftarkan anak-anak usia 12, 15, 18 dan 20, karena ada wadah yang menampung. Kalau tidak, lalu mereka mau dikemanakan?" katanya.
"SSB di Kota Ternate sejauh ini sudah menyumbangkan sejumlah pemain di timnas, di antaranya Ilham Udin Armaiyn, Mahdi Albaar, Rizki Pora, dan Zulham Zamrun.