REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Menghadapi musim kemarau, puluhan desa di Kabupaten Kuningan terancam rawan mengalami krisis air bersih.
Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Ucu Sukmawati, daerah yang rawan mengalami krisis air bersih itu tersebar di tujuh kecamatan. Yakni Kecamatan Ciawigebang, Kalimanggis, Cidahu, Cimahi, Cibingbin, Cibeurem dan Maleber.
''Secara geografis, daerah-daerah itu terletak di dataran rendah,'' ujar Ucu, Selasa (16/6).
Ucu menyebutkan, desa-desa yang rawan mengalami krisis air bersih itu di antaranya Desa Cihirup, Cikubang Mulya, Sukadana, dan Kramatmulya di Kecamatan Ciawigebang. Selain itu, Desa Wanasaraya dan Desa Kertawana di Kecamatan Kalimanggis.
Desa lainnya yakni Desa Cieurih, Legok dan Cikesik di Kecamatan Cidahu. Ditambah lagi, Desa Mekarjaya, Cikeusal, Gunungsari, Mulyajaya, Cimahi dan Cimulya Kecamatan Cimahi.
Tak hanya itu, desa lainnya yang rawan mengalami krisis air bersih adalah Desa Bantarpanjang dan Dukuh Badag di Kecamatan Cibingbin, serta Desa Cemara dan Sumurwatu di Kecamatan Cibeurem. Ditambah lagi, Desa Garahaji, Mekarsari, Galaherang, Padamulya, Parakan, Cikahuripan, dan Giriwaringin di Kecamatan Maleber.
Ucu mengatakan, daerah-daerah yang rawan mengalami krisis air bersih itu diperoleh berdasarkan pemetaan BPBP pada 2012 lalu. Di antara desa-desa itu, ada yang telah diberikan program bantuan penyediaan sumur artestesis dari Provinsi Jabar.
Ucu mengungkapkan, untuk mengatasi krisis air bersih, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, di antaranya PDAM. "Kami akan berusaha menyalurkan air bersih di daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih,’’ tandas Ucu.