REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kecewa Afrika Selatan meloloskan buron Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Presiden Sudan, Omar Hassan al Bashir, Selasa (16/6).
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan seharusnya kewenangan ICC dihormati. Di Washington, Amerika Serikat juga menyatakan kekecewaannya pada Afrika Selatan karena tidak mengambil tindakan pencegahan kepergian Bashir.
"Jelas, seharusnya mereka melakukan sesuatu," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jeff Rathke.
Ia menghindari kata-kata 'seharusnya Afrika Selatan menangkap Bashir' dalam pers briefing di Washington. Bashir tiba di Khartoum, Sudan pada Senin malam pasca konferensi Uni Afrika selesai dan disambut pendukungnya di bandara.
Beberapa berteriak "Allahuakbar" sementara yang lainnya menangis terharu melihat Bashir turun dari pesawat. Ia lolos dari perintah penangkapan ICC dan pengadilan Afrika Selatan.
Menteri luar negeri Sudan, Ibrahim Ghandour mengatakan Presiden akan melanjutkan partisipasinya dalam acara-acara internasional lain. "Apa yang mengganggu kami tidak akan mempengaruhi kami," kata Ghandour.
Bashir yang memerintah Sudan sejak kudeta militer 1989 itu dinyatakan bersalah oleh ICC dengan tuduhan kejahatan perang dalam konflik di Darfur. ICC yang tidak memiliki pasukan khusus mengandalkan pihak berwenang negara anggotanya untuk menangkap buron.
Pengadilan Pretoria Afrika Selatan juga sebelumnya telah memerintahkan penangkapan Bashir yang sedang menghadiri konferensi Uni Afrika itu. Namun, pemerintah memberikan kebijakan kebal hukum bagi peserta konferensi.
Dalam pemberitahuan pemerintah yang diterbitkan tanggal 5 Juni, Menteri Afrika Selatan dari urusan internasional, Maite Nkoana-Mashabane, menandatangani perjanjian pemberian kekebalan diplomatik untuk delegasi berpartisipasi dalam pertemuan puncak Uni Afrika.
Hakim Dunstan Mlambo mengkritisi pemerintah yang gagal melaksanakan instruksi pengadilan. "Ini penting bahwa kami memberikan perintah dan hal yang terjadi adalah pelanggaran," kata Mlambo, dikutip Scotsman dilansir Reuters.
Wakil jaksa ICC, James Steward mengatakan Afrika Selatan seharusnya menangkap Bashir karena itu adalah kewajiban mereka sebagai anggota ICC.
ICC menegaskan bahwa Bashir bertanggung jawab atas kekacauan akibat konflik di Darfur yang menewaskan lebih dari 300 ribu orang. Sementara pemerintah menolak berkomentar.
Pengacara untuk pemerintah Afrika Selatan, William Mokhari mengatakan semua pemimpin yang hadir di konferensi telah kebal hukum. "Tidak ada dasar untuk menangkapnya," kata dia.
Kritik juga muncul untuk ICC karena secara tidak adil menargetkan pemimpin Afrika. Mokhari mengatakan pada hakim, tidak ada resiko jika Bashir menghilang ketika menghadiri konferensi.
Direktur keadilan internasional Human Right Watch, Elise Keppler mengatakan perginya Bashir menjadi hal yang memalukan untuk pemerintah Afrika Selatan. "Dengan mengizinkan penerbangan memalukan ini, pemerintah tidak hanya mengabaikan kewajiban hukum internasionalnya, tapi juga pengadilannya sendiri," kata dia dalam pernyataan.