REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Sebanyak 19 orang telah meninggal dalam satu bencana banjir terburuk yang melanda ibu kota Georgia, Tbilisi, Selasa (16/6). Hal itu sehari setelah banjir menghancurkan banyak rumah, merusak jalan dan membuat hewan di kebun binatang terlepas.
Dewan Penanganan Krisis dan Keamanan Negara mengatakan korban jiwa manusia naik jadi 19 ketika mayat seorang perempuan muda dan dua pria ditemukan akibat banjir di Taman Mziuri di pusat Kota Tbilisi.
Sebanyak enam orang masih belum ditemukan setelah hujan sangat lebat yang mulai mengguyur pada Sabtu larut malam (13/6) mengubah sungai yang mengalir melalui ibu kota menjadi semburan air yang hebat.
Parlemen dalam sidang khusus di Kutaisi, dengan suara bulat menyetujui dekrit presiden yang mensahkan penggunaan personel Angkatan Bersenjata dalam upaya membantu korban banjir. Hingga Selasa, Bundaran Pahlawan dan tanggul di bagian kanan Sungai Mtkvari dibuka buat lalu lintas.
Namun, hujan lebat yang mengguyur Tbilisi pada Selasa larut malam telah memaksa pemerintah menghentikan upaya pembersihan dan menarik para pekerja, relawan serta alat berat dari daerah yang direndam banjir sebagai langkah pencegahan.
Menurut perkiraan awal, kerugian akibat banjir mencapai 18 juta dolar AS. Tapi Perdana Menteri Irakli Garibashvili memperingatkan kerugian bisa sangat besar dan mungkin mencapai 100 juta lari (45 juta dolar AS).