Rabu 17 Jun 2015 14:25 WIB

Komnas PA: Tarian Seronok di Sekolah tak Etis

Rep: C26/ Red: Karta Raharja Ucu
orkes dangdut di SD 02 Badak, Pemalang
Foto: akun @HalhalatT
orkes dangdut di SD 02 Badak, Pemalang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait menilai sangat tidak etis sekolah menampilkan hiburan berbau pornografi kepada anak didiknya. Apalagi dilakukan saat acara perpisahan di lingkungan sekolah.

Arist menyebut, lembaga pendidikan seharusnya memperlihatkan nilai kebaikan dan menjunjung moral untuk siswa-siswinya. Walaupun hiburannya dibungkus dalam bentuk tarian budaya seperti yang baru saja ditampilkan di SDN 5 Tukadaya, Jembrana Bali.

"Sangat tidak etis lembaga pendidikan memperlihatkan hiburan berbau pornografi. Apapun alasannya walaupun dibalut dengan nuansa tarian budaya itu tidak baik," katanya saat dihubungi ROL, Rabu (17/6).

Sayangnya, kata dia, masih banyak sekolah yang mengesampingkan hal tersebut demi hiburan semata. Padahal, dampaknya bisa berpengaruh besar pada perilaku dan pandangan anak. Anak bisa saja berpikir perilaku amoral seperti itu sudah biasa dan diperkenankan.

Sebelumnya, untuk meramaikan acara perpisahan dan pembagian rapor, SDN 5 Tukadaya menampilkan hiburan tari adat Bali yakni Joged Bumbung. Tarian ini dikenal mengandung unsur erotis dalam gerakannya.

Foto yang diunggah di Facebook seorang netizen diketahui penari yang berjoget seronok dan mengajak salah seorang siswa yang masih berseragam putih-merah ini goyang. Ironisnya, penari dewasa yang mengajak bergoyang ngebor ini, malah membuat para guru tertawa terpingkal-pingkal melihat aksi muridnya yang nampak nafsu. Foto yang diberi judul Joged Bumbung Seronok Abis ini menuai kritikan tajam.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement