REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakann kebijakan terkait mobil dinas milik pegawai negeri sipil (PNS) yang digunakan mudik Lebaran masih menunggu kebijakan resmi dari pemerintah pusat, termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Saya akan menunggu keputusan final yang sifatnya resmi dari pemerintah pusat, termasuk imbauan KPK," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Rabu.
Gubernur yang akrab disapa Soekarwo itu mengaku tidak akan mengeluarkan surat edaran terkait hal tersebut, meski Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi sudah memberikan lampu hijau penggunaan mobil dinas.
"Jadi, biarkan MenPAN-RB dan KPK berunding dulu sebelum mengambil keputusan penggunaan mobil dinas untuk mudik Lebaran tahun ini," kata eks Sekretaris Daerah Provinsi Jatim itu.
Kendati demikian, Gubernur yang juga seorang politisi tersebut menilai kebijakan Menpan-RB membolehkan pemaikaian mobil dinas untuk keperluan mudik sudah tepat.
Sebab, kata dia, jika kendaraan dinas yang dikumpulkan di satu tempat saat mudik Lebaran terbukti tidak efektif dan malah sulit untuk dijaga.
"Tapi, kendaraan dinas yang dibawa mudik harus menjadi tanggungan penuh penggunanya. Kalau ada kerusakan atau kehilangan itu tidak jadi tanggungan Negara, tapi pemakai harus tanggung jawab," tukasnya.
Penggunaan mobil dinas, lanjut dia, sebenarnya sangat fleksibel, jika mobil tersebut harus digunakan oleh orang yang bukan PNS, tetap diperbolehkan asalkan penggunaannya cukup mendesak.
"Misalnya saja untuk membantu orang yang sedang sakit. Selama untuk kebutuhan mendesak dan sangat penting, dipersilakan," kata Pakde Karwo.
Sebelumnya, Menpan-RB Yuddy Chrisnandi mempersilakan PNS menggunakan kendaraan dinas untuk keperluan mudik dengan catatan biaya bensin dan perawatan ditanggung pengguna itu sendiri.
"Jadi fleksibel saja. Jika memang enggak punya kendaraan dan menggunakan sarana angkutan umum lebih menyulitkan dan kendaraan itu kendaraan dinas dipergunakan untuk manfaat lebih besar enggak apa-apa," katanya di Bandung, beberapa waktu lalu.