Rabu 17 Jun 2015 15:19 WIB

Muslim Boston Kesulitan Angkat Citra Baik Islam

Rep: C33/ Red: Ilham
Siswi Muslim Boston, AS
Foto: .
Siswi Muslim Boston, AS

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Sekitar 70 ribu muslim di perkotaan dan kawasan pinggiran kota sedang berada dalam tekanan selama lebih dari dua tahun, setelah kasus pengeboman pada acara maraton Boston. Mendekati bulan suci Ramadhan ini, mereka menghadapi tantangan baru.

Salah satu muslim sekaligus pengurus masjid Boston, Yusufi Vali pernah menjadi sasaran investigasi atas kasus tersebut. Dirinya mengatakan, pernah ada ratusan telepon ke masjid muslim selama beberapa hari setelah insiden itu.

Dirinya membantah keras tersangka kasus bom itu berhubungan dengan masjid Boston. Faktanya, tersangka memang pernah bekerja sebagai tenaga pengaman sementara masjid selama ramadhan 2013. Tapi Vali menolak mengaitkan tersangka itu dengan kegiatan masjid.

"Dia bukan jamaah regular, saya tidak ingat pernah bertemu dengannya," ujarnya kepada New York Times.

Terkait kegiatan jamaah muslim di Boston, menurutnya ia tidak mungkin mengontrol semua kegiataannya. "Saya tidak punya kontrol terhadap orang-orang (jamaah). Sangat membuat frustasi untuk menaruh beban pada kita," kata alumni universitas Princeton itu.

Vali malah menjelaskan bagaimana kesulitan yang dihadapi musim di Amerika. Apalagi organisasi kecil bernama "Toleransi dan Kedamaian untuk Amerika" pernah mengklaim institusi Islam Boston digerakan oleh teroris. Beruntung, kota Boston memilii pusat kajian islam sehingga masyarakat dapat berbaur.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement