REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Salah seorang warga Palembang, Bobby Apriadi tertarik menekuni budidaya ternak tikus putih. Hewan tersebut banyak dibutuhkan konsumen, khususnya para mahasiswa dengan keuntungan cukup menjanjikan.
"Sebagian orang mungkin menganggap tikus seekor binatang yang jorok bahkan bila melihatnya lari ketakuan, tetapi anggapan tersebut tidak berlaku bagi saya dan memanfaatkan peluang menekuni ternak tikus putih menjadi suatu bisnis menguntungkan dengan omzet hingga puluhan juta rupiah per minggu," kata Bobby ketika ditemui di Palembang, Rabu (17/6).
Menurut pemuda berusia 30 tahun tinggal di kawasan Jakabaring Palembang ini, berawal dari hobi memelihara hewan reptil jenis ular, dimana tikus putih menjadi makanan sehari hari hewan peliharaannya.
Ia mengatakan, mencoba membudidayakan tikus putih untuk pakan peliharaannya yang kini menjadi bisnis terus digeluti hingga mampu meraih pendapatan hingga puluhan juta rupiah tiap pekan.
Ia mengaku, hewan yang diternakkan bukan tikus biasa lazim ditemukan, melainkan tikus jenis mencit. Untuk ukuran besar disebut Mus Musculus, sedangkan ukuran kecil dinamakan Ret Rattus Norvegicus.
Menurut Bobby, usaha yang dimulai sejak lima tahun lalu sengaja dipelajari hingga ke Pulau Jawa, seperti di Kota Surabaya, Semarang dan Bandung karena pembudidayaan tikus putih ini sangat diperlukan keterampilan khusus agar layak, laku dijual dan menghasilkan rupiah.
Putra Manggala, salah seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran sebagai pembeli mengatakan membeli tikus putih ukuran kecil untuk bahan penelitian.
"Kita lagi menyusun skripsi mengenai luka sayat, jadi media yang digunakan nanti memanfaatkan tikus putih tersebut," katanya.
Menurut Bobby, sebagian besar konsumen adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran atau Kesehatan yang datang ke tempat penangkaran membeli kisaran Rp 40 ribu dengan berat tikus putih standar penelitian ukuran 200 gram.