REPUBLIKA.CO.ID, Kendari (ANTARA News) - Ketua Umum KONI Pusat Mayjend TNI (Purn) Tono Suratman mengimbau Menpora dan PSSI melakukan islah untuk mengakhiri polemik yang berkepanjangan.
"Kita semua prihatin atas nasib organisasi sepak bola yang dibekukan oleh Menpora. Intervensi bukan pilihan terbaik untuk membangun prestasi sepak bola nasional," kata Tono usai mengukuhkan pengurus KONI Sultra di Kendari, Rabu (17/6).
Dia menyayangkan pemerintah dalam hal ini Menpora membekukan PSSI tanpa koordinasi dengan KONI selaku induk organisasi olahraga di Tanah Air.
Jika Menpora membangun komunikasi dengan KONI mungkin kisruh cabang olahraga merakyat tersebut tidak seburuk yang terjadi sekarang.
"Sanksi FIFA terhadap Indonesia tercatat dalam sejarah. Tidak akan hilang sepanjang organisasi sepak bola masih ada," kata Tono.
Secara terpisah Ketua PSSI Sultra Sabaruddin Labamba menyayangkan sanksi pembekuan PSSI yang berdampak pada kehidupan sosial dan kemasyarakatan.
"Ribuan pemain sepak bola profesional menjadi pengangguran. Anak-anak dan istri mereka resah karena kehilangan sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," kata Sabaruddin.
Ia mengharapkan pemerintah (Menpora), KONI Pusat dan PSSI menemukan solusi untuk mengaktifkan kembali organisasi sepakbola