Rabu 17 Jun 2015 21:07 WIB

Sutiyoso Dinilai Terlalu Tua Jadi Kepala BIN, Ini Kata Pengamat

 Ketua Umum PKPI Sutiyoso, mengikuti jalannya sidang vonis gugatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN), Jakarta Pusat, Kamis (21/3).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Ketua Umum PKPI Sutiyoso, mengikuti jalannya sidang vonis gugatan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN), Jakarta Pusat, Kamis (21/3). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencalonan Sutiyoso sebagai kepala BIN dikritik banyak pihak. Salah satu alasannya adalah usia Sutiyoso yang dinilai sudah cukup tua untuk berkarier sebagai Kepala BIN.

Tapi pandangan berbeda disampaikan pengamat Intelijen Wawan Purwanto. Wawan meminta agar masyarakat melihat pergantian kepala BIN secara universal dari perspektif nasional. Ia tidak mempermasalahkan usia Sutiyoso yang sudah melebihi 70 tahun. Menurutnya, di Cina banyak jenderal purnawirawan yang usianya lebih dari 70 tahun masih aktif di pemerintahan.

"Usia Pak Jusuf Kalla lebih tua daripada Sutiyoso, tapi masih aktif di pemerintahan," ujarnya di Jakarta, Rabu (17/6).

Ia malah memandang positif soal pencalonan Sutiyoso sebagai kepala BIN. Menurutnya, Sutiyoso adalah figur yang mumpuni sebagai calon Kepala BIN. "Sutiyoso memiliki karier di militer, pemerintahan, dan partai politik, serta memiliki jiwa kepemimpinan," katanya.

Wawan juga mengimbau, agar publik tidak lagi mempersoalkan penyerangan orang tidak dikenal ke kantor DPP PDI pada Juli 1997 atau dikenal dengan kasus kudatuli. Menurutnya, persoalan kudatuli sudah beberapa kali dilakukan penyelesaian, baik secara hukum maupun kekeluargaan. "Hal ini bukan menjadi pertimbangan bagi DPR untuk menghalangi," katanya.

Persoalan kudatuli menurutnya, sudah selesai. Sehingga kalau terus-menerus dipersoalkan maka tidak akan selesai. "Kalau Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, sudah tidak mempersoalkan, kenapa bawahannya masih mempersoalkan," imbuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement