REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengimbau masyarakat lebih selektif memilih bahan makanan selama Ramadhan. Sehingga tidak membeli makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Kepala Bidang POM Dinkes Kota Depok drg. May Haryanti mengatakan, selama Ramadhan, secara tidak langsung permintaan terhadap pasokan makanan akan bertambah. Terkadang hal ini dimanfaatkan oknum pedagang untuk menjual bahan makanan yang mengandung bahan yang berbahaya, seperti boraks, formalin dan pewarna tekstil agar mendapatkan keuntungan lebih.
Ia menjelaskan cara membedakan makanan yang diduga mengandung zat berbahaya, yaitu dengan memberikan contoh berupa tahu. Menurutnya, tahu yang berformalin memiliki tekstur lebih padat dan lunak serta tahan lama. Selain itu, jika warna tahu kuning sangat terang, kemungkinan tahu tersebut menggunakan zat pewarna.
''Warna kuning tahu yang menggunakan zat pewarna dengan yang menggunakan kunyit jelas berbeda. Sementara kalau ayam, jika tidak dikerubungi lalat maka ayam tersebut mengandung formalin, kalau ayam tiren warnanya lebih pucat karena sudah menjadi bangkai,'' katanya menjelaskan saat melakukan sidak bersama Wali Kota Depok di Pasar Jaya Depok, Rabu (17/6/).
May juga ingin agar masyarakat berhati-hati dalam membeli iftar (makanan pembuka) di pasar kaget. Terlebih saat Ramadhan, pasti banyak pasar kaget yang menjual iftar. Masyarakat harus mawas diri terhadap kesehatan iftar yang dijajakan, salah satunya dengan melihat kebersihan lingkungan dari makanan tersebut. Jika makanan yang dijajakan terbuka dan berada di pinggir jalan, dapat dipastikan makanan tersebut sangat mudah membawa bakteri penyakit.
''Harus dilihat makanannya, kalau tidak terbungkus itu tidak dianjurkan untuk dikonsumsi. Paling aman ya memasak sendiri di rumah untuk makanan buka puasa,'' imbuh May mengakhiri.