REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku belum menerima laporan terkait dugaan pengaturan skor yang dituduhkan kepada timnas U-23 saat berlaga di ajang SEA Games 2015 Singapura.
"Saya belum terima itu bahkan saya baru membaca dari media, saya juga belum membacanya secara detail," kata Menpora di Tangerang, Rabu.
Hal tersebut ia katakan saat menunggu kedatangan para atlet SEA Games 2015 dari Singapura di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang.
Menurut Menpora, pihaknya tetap mengapresiasi timnas U-23 yang sudah bekerja keras selama bertanding di Singapura.
"Mereka sudah membuktikan yang terbaik tentu dengan segala perjuangan mereka di atas lapangan. Mereka sudah berjuang maksimal," kata mantan Sekjen PKB itu.
Sebelumnya, dugaan pengaturan skor pertandingan sepak bola Indonesia di ajang nasional dan internasional dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri oleh seseorang berinisial BS yang mengaku sebagai pelaku "match fixing".
"Dia (BS) dapat Rp 30 sampai 35 juta rupiah tiap pertandingan, itu yang buat dia sendiri," kata tim advokasi dari LBH Pers Asep Komarudin di Jakarta, Selasa (16/6).
BS yang didampingi oleh sejumlah lembaga bantuan hukum tersebut melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri tentang adanya tindak pidana penyuapan di beberapa kasus persepakbolaan Indonesia dalam kurun tahun 2000 hingga 2015.
Dalam laporan polisi yang dibuat pukul 15.00 WIB Rabu 16 Juni 2015 itu disebutkan penyuapan periode 2000-2010 menggunakan dana APBD. Sedangkan dana penyuapan periode 2010-2015 berasal dari investor Malaysia berinisial DAS.
BS melaporkan manajer klub, pemain, dan beberapa pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diduga melakukan pengaturan skor.
BS yang mengaku turut terlibat juga bersedia dikenakan tindak pidana oleh kepolisian karena sebagai salah satu pelaku yang melakukan pengaturan skor.