Kamis 18 Jun 2015 05:44 WIB

Hari Yoga Internasional, PM India Minta Umat Islam Sebut Nama Allah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Erik Purnama Putra
Perdana Menteri India Narendra Modi.
Foto: food.ndtv.com
Perdana Menteri India Narendra Modi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Jelang peringatan Hari Yoga Internasional setiap 21 Juni, Perdana Menteri India Narendra Modi menyarankan umat Islam dapat berpartisipasi dengan menyebutkan nama Allah. Bukan meneriakkan 'Om' atau membaca seloka.

Menteri yang menyelenggarakan acara yoga di Rajpath, India, Shripad Naik mengatakan, seloka tidak wajib. Seloka hanya lah doa tetapi tidak wajib. "Mereka bahkan dapat mengatakan nama Allah bukan nyanyian seloka-seloka. Saya meminta umat Islam untuk berpartisipasi dan menyatukan negara,’’ katanya seperti dikutip dari Huffington Post, Kamis (18/6).

Pada 11 Desember 2014, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi yang menyatakan 21 Juni sebagai Hari Internasional Yoga. Inisiatif itu dipelopori oleh Modi yang berbicara antusias tentang tradisi latihan India dan meditasi ketika tengah berkunjung ke New York, Amerika Serikat (AS) pada September 2014 lalu.

Tetapi perayaan hari yoga ini menemui kendala. Dewan Hukum Personal Muslim keberatan dengan usulan Modi dengan alasan bahwa umat Islam hanya bersujud pada Allah. Anggota parlemen kontroversial India Bharatiya Janata Part membalas dengan menunjukkan bahwa mereka yang keberatan dengan Surya Namaskar yang hormat ke matahari, harus pergi melompat di laut.

Pernyataan-pernyataan tersebut memicu perdebatan nasional apakah yoga termasuk dalam ritual agama atau bukan. Untuk mencegah hari yoga yang mengundang polemik, pemerintah Modi memutuskan untuk menghapus Surya Namaskar dari program resmi.

"Kami tidak memasukkan Surya Namaskar untuk menghindari kontroversi dan ini bukan ritual agama. Kami ingin seluruh acara berjalan lancar,’’ ujarnya. Sementara itu, Rajpath melakukan persiapan untuk menjadi tuan rumah lebih 30 ribu penggemar yoga pada 21 Juni mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement