REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Gubernur Madinah, Pangeran Faisal bin Salman mengumumkan akan kembali menggunakan meriam Ramadhan yang sudah tidak pernah dipakai lagi sejak 22 tahun yang lalu.
Direktur Jenderal Polisi Kota Madinah, Mayjen Abdulhadi al-Shahrani juga telah mengkonfirmasi akan digunakannya kembali meriam yang memiliki sejarah panjang di kota Madinah tersebut. Meriam itu digunakan selama era Ottoman, namun kemudian dihentikan karena alasan administrasi dan teknis.
Masyarakat di Madinah banyak yang menginginkan agar meriam tersebut kembali digunakan karena penggunaannya tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Dilansir dari Arab News, Kamis (18/6), Madinah awalnya memiliki dua meriam, satu di atas Sal Gunung, sekitar 500 meter dari Masjid Nabawi dan yang lainnya di dalam benteng Turki di lingkungan Quba. Tradisinya, setiap awal-akhir Ramadhan dan setiap waktu berbuka puasa meriam tersebut ditembakkan beberapa kali sebagai pemberi tanda.
Pengumuman penggunaan meriam juga bertepatan dengan kembalinya beberapa imam Masjid di Masjid Nabawi, termasuk Sheikh Mohammed Ayoub, yang akan kembali untuk memimpin doa setelah absen 20 tahun. Ayoub merupakan salah satu imam yang memiliki suara yang khas di masjid selama lima tahun di tahun sembilan puluhan dan berhenti karena alasan administrasi.