Kamis 18 Jun 2015 13:30 WIB

Stasiun TV Diminta Suguhkan Tayangan Beradab Selama Ramadhan

Tayangan televisi yang tidak sehat untuk ditonton publik.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Agus Bebeng
Tayangan televisi yang tidak sehat untuk ditonton publik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengingatkan program televisi yang ditayangkan kepada masyarakat di bulan Ramadhan agar benar-benar berkualitas dan sesuai dengan semangat bulan suci puasa yang saat ini sedang dijalankan umat Islam.

"Kita minta TV menyuguhkan tayangan yang beradab sesuai dengan spirit Ramadhan, yang merupakan bulan suci dan sakral bagi umat Islam," kata Wakil Ketua KPI Pusat Idy Muzayyad dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (18/6).

Menurut Idy, program siaran TV diharapkan mampu ikut mendorong upaya peningkatan keimanan serta kekusyukan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan tahun 2015 ini.

Untuk itu, ia menginginkan program siaran jangan justru secara praktek bertentangan dengan kesyahduan Ramadhan seperti menyiarkan siaran bernuansa komedi dan lawakan murahan.

"Ini sesuai kaidah darul mafasid muqaddamun ala jalbil masolih, yakni menghindari potensi kerusakan dan kemadharatan itu didahulukan dan peru lebih diutamakan," kata Wakil Ketua KPI Pusat.

Berkaca pada Ramadhan sebelumnya, KPI mengapresiasi sejumlah stasiun televisi yang dinilai berhasil menciptakan program Ramadhan yang berkualitas, mendidik sekaligus menarik bagi publik.

Sebelumnya, KPI juga mengajak kepada masyarakat untuk ikut mengawasi program siaran televisi. "Partisipasi publik dalam bentuk pengawasan itu penting untuk tetap mengontrol program siaran TV agar tetap berada pada relnya," ucap Idy.

Dengan pengawasan itu pula, menurut dia, pada saat yang sama publik bias selektif dalam mengonsumsi program siaran yang baik dan berkualitas.

Respon publik ini dinilai penting untuk memberikan parameter dan ukuran terkait program siaran yang bagus dan kurang bagus. KPI akan memberikan penghargaan kepada program siaran yang baik dan memberikan tindakan terhadap program siaran yang kurang bagus.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement