REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Kapal perang, tank, helikopter dan pasukan cepat tanggap melengkapi latihan yang dilakukan ribuan tentara NATO dari Polandia dan negara-negara Baltik. Mereka berlatih pendaratan laut dan serangan udara di barat daya Polandia. Manuver besar NATO yang dimulai pada awal Juni ini merupakan pelatihan terbaru sebagai ujung tombak kekuatan sejak perang dingin.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan kepada kantor berita Polandia PAP bila latihan gabungan ini untuk menunjukkan bahwa NATO siap dan mampu menghadapi setiap tantangan dan ancaman yang ada. Pemimpin Polandia dan negara Baltik ingin menjadi tuan rumah sejumlah besar pasukan AS dan NATO untuk menghadapi kebangkitan Rusia. Pemimpin Polandia dan Rumania bahkan mengharapkan lebih dari sekedar kehadiran permanen para militer menjelang KTT NATO tahun depan di Warsawa.
"Kita harus tahu bagaimana mempertahankan diri. Ini adalah tujuan kami untuk menjamin kestabilan," kata Menteri Luar Negeri Polandia. Grzegorz Schetyna.
Dukungan kepada NATO juga muncul dari negara-negara Eropa Timur yang bersusah payah untuk menumpahkan dominasi Moskow selama hampir tiga dekade lalu. Mereka telah gelisah sejak Rusia mencaplok semenanjung Krimea tahun lalu. Negara-negara tersebut kini mulai mendukung separatis dalam konflik di timur Ukraina. Mereka pun mendesak NATO untuk menunjukkan kekuatannya sebagai upaya pencegahan.
Sebagai tanggapan dari semua itu, seluruh jenis pasukan NATO tengah menguji kesiapan mereka bulan ini di latihan Sekutu Perisai di Polandia, negara-negara Baltik dan Rumania. Mereka juga ingin memastikan bahwa NATO akan membela mereka di saat dibutuhkan. Terutama Polandia. Sebab, negara tersebut memiliki kenanagan buruk dari gagalnya aliansi pertahanan pada awal Perang Dunia II.