REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menggelar acara Round Table Discussion (RTD) buku Skenario Indonesia 2045 yang disusun Didin S. Damanhuri, Panutan S. Sulendrakusuma, Syahrul Ansory, dan Timotheus Lesmana W, bertempat di gedung Astragatra Lantai 4, Lemhannas, Jakarta, Kamis (18/6).
Hadir sebagai penanggap dalam acara itu adalah pakar lingkungan hidup Emil Salim, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembiayaan Pembangunan Bappenas Bambang Priambodo, Direktur AIPI Sangkot Marzuki, Guru Besar UIN Jakarta Komaruddin Hidayat, Presiden Direktur PT Garuda Food Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, dan CEO Group Astra Internasional Teddy P. Rahmat.
Acara yang dibuka Gubernur Lemhannas Budi Soesilo Soepandji dan Wakil Gubernur Lemhannas Laksdya Didit Herdiawan tersebut, juga dihadiri para pejabat teras di lingkungan kerja Lemhannas. Gubernur Lemhannas Budi Soesilo Supandji mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim kajian skenario untuk Indonesia di tahun 2045. Tim tersebut sudah membuat empat skenario untuk Indonesia di tahun 2045.
"Kita buat skenario untuk Indonesia 2045, tim sudah membuat skenario 1, 2, 3, dan 4. Itu berdasarkan masukan dari seluruh stekholder, ini dari tim kajian indonesia skenario 2045," ujarnya.Penyajian gambaran kondisi NKRI tahun 2045 merupakan tujuan utama pengembangan skenario 2045 ini," ujarnya.
Terkait dengan masalah itu, Lemhannas berkepentingan terhadap kondisi NKRI pada 2045 tersebut, karena keberadaan dan integritas bangsa Indonesia adalah titik fokus perhatian institusi yang dibentuk Bung Karno tersebut. Skenario yang terbentuk dapat memberikan kesadaran bersama untuk menyikapi berbagai ketidakpastian yang dihadapi Indonesia dalam perjalanan menuju tahun 2045.
Diharapkan penyajian empat skenario Indonesia di tahun 2045 akan memberikan masukan komprehensif terhadap para perencana pembangunan nasional Indonesia dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.