Kamis 18 Jun 2015 21:19 WIB

Ini Kata Panglima TNI Soal Peluru Nyasar di Bekasi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kedua kiri).
Foto: Antara
Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kedua kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI masih melakukan pendalaman terkait adanya kasus peluru nyasar di Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, yang diduga milik anggota TNI AU. Pendalaman itu termasuk menyelidiki asal-muasal dari peluru tersebut, apakah milik organik TNI atau bukan.

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengaku, masih melakukan pengecekan terkait asal-muasal peluru tersebut. Untuk itu, Moeldoko memerintahkan bawahannya untuk segera melakukan pendalaman dan pengecekan soal kasus tersebut.

Kendati begitu, Moeldoko menyebutkan, jika memang benar terbukti peluru tersebut dari kompleks Pangkalan Udara (Lanud), Halim Perdanakusumah, yang memang berdekatan dengan lokasi peluru nyasar itu, maka akan dilakukan sejumlah evaluasi.

''Pertama akan kami lihat dulu, apakah dari latihan menembak atau dari kemungkinan yang lain. Jika dari latihan menembak, maka kami akan lihat lagi, standart lapangannya apa perlu diperbaiki lagi atau tidak,'' ujar Moeldoko kepada wartawan usai menerima kunjungan Kepala BKKBN, Surya Chandra Suryapaty, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/6).

Perbaikan standard lapangan tembak itu juga menyangkut kondisi kepadatan penduduk di sekitar lapangan tembak TNI AU. Menurut Moeldoko, saat kondisi kepadatan penduduk tidak seperti sekarang, jika ada peluru nyasar, maka kemungkinan terkena warga sekitar  1:1000. ''Tapi kalo sekarang kondisinya kepadatan penduduk sudah seperti ini, bisa 1:10. Nah ini akan kami evaluasi lagi bagaimana bentuk lapangannya akan seperti apa,'' ujar mantan Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) tersebut.

Sebelumnya, bocah berusia 10 tahun, Rian Riawan, terkena peluru nyasar saat bermain di rumahnya di Jalan Gamprit, Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi, Selasa (16/6) siang. Rian terkena tembakan di bagian pundak kirinya. Atas luka itu, Rian sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati.

Pihak Kepolisian pun masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus peluru nyasar ini dan sudah memintai setidaknya empat orang saksi. Tidak hanya itu, Polsek Pondok Gede juga telah mengamankan sembilan proyektil peluru dari lokasi kejadian dan tengah menunggu hasil uji balistik dari Puslabfor Mabes Polri.

Selain itu, menurut keterangan warga setempat, setidaknya ada tujuh personil TNI AU yang melakukan pemeriksaan di lokasi kejadian pada Rabu (17/6) kemarin. Rumah tempat lokasi kejadian memang tidak jauh dari kompleks Lanud Halim Perdanakusumah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement