REPUBLIKA.CO.ID, KUALA CANGKOI -- Banyak orang berbondong-bondong untuk memberikan sumbangan makanan dan bahkan uang untuk para pendatang baru dari Rohingya. Mereka membawa makanan lezat untuk berbuka puasa saat bulan Ramadhan.
"Selama konflik di masa lalu, kita mengalami penderitaan. Tapi ada Rohingya yang telah memiliki pengalaman lebih buruk daripada orang di Aceh," kata Syamsuddin Muhammad, seorang nelayan 55 tahun yang datang ke kamp migran untuk menyumbangkan uang yang dikumpulkan oleh desanya, sebagaimana dilansir laman berita news.kuwaittimes.net, Kamis (18/6).
Masyarakat Aceh sendiri pernah mengalami penderitaan konflik dan bencana. Karena itu, banyak daerah di sekitaran tempat pengungsian Rohingya bersimpati dengan penderitaan yang mereka alami.
Aceh menderita konflik oleh separatis puluhan tahun. Tak lama setelah itu, mereka juga dilanda bencana tsunami yang terjadi di Samudra Hindia pada 2004 dan menelan korban tewas lebih dari 170.000.
Masyarakat Aceh juga berusaha untuk memperbaiki kondisi hidup para imigran. Pada awalnya mereka diberi perlindungan di sebuah pusat olahraga sebelum dipindahkan ke bangunan di kota nelayan Kuala Cangkoi. Minggu ini, mereka dibawa ke sebuah desa pedalaman, di mana mereka sedang ditempatkan di bangunan yang lebih baik.