Jumat 19 Jun 2015 11:53 WIB

Bos Perusahaan Minyak Nilai OPEC Kehilangan 'Taring'

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Logo OPEC
Logo OPEC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Naiknya persediaan minyak AS, terlebih setelah melonjaknya produksi shale gas, otomatis menambah pengaruh AS dalam pangsa pasar minyak dunia. Hal ini berimplikasi negatif, dengan membuat Organisasi Negera Pengekspor Minyak atau OPEC, dianggap kehilangan fungsi besarnya. Hal ini justru dingkapkan oleh seorang CEO peruhasaan minyak asal Rusia OAO Rosnett, Igor Sechin.

"OPEC sudah kehilangan pengaruhnya. Satu-satunya pasar yang memiliki set lengkap instrumen keuangan, teknis, dan sumber daya adalah AS," kata Sechin, seperti dilansir oleh Bloomberg Business, Kamis (18/6).

Output AS telah melonjak ke tingkat tertinggi dalam lebih dari empat dekade sebagai kombinasi aplikasi teknologi pengeboran horisontal, dan rekah hidrolik, atau fracking. Selain itu, ajang juga untuk membuka pasokan dari formasi shale. OPEC merespons ekspansi dengan meningkatkan pasokan sendiri dalam strategi untuk mempertahankan pangsa pasar, meskipun dirinya dianggap melanggar dengan pendekatan sebelumnya membatasi keluaran untuk meningkatkan harga.

Sementara minyak mentah telah kembali pulih dari posisi terendah selama enam tahun pada bulan Januari lalu. Namun, meskipun sudah pulih, harga minyak tetap 44 persen lebih rendah dibandingkan tahun lalu. OPEC memasang target produksi bersama mereka sebesar 30 juta barel per hari pada pertemuan 5 Juni lalu. pencapaian produksi ini telah melampaui produksi selama 12 bulan terakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement