Jumat 19 Jun 2015 16:57 WIB

Pelaku Penembakan Resah dengan Keberadaan Warga Kulit Hitam

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Polisi berkumpul di luar lokasi penembakan, gereja Emanuel A.M.E di Charleston, Carolina Selatan, Rabu (17/6).
Foto: EPA
Polisi berkumpul di luar lokasi penembakan, gereja Emanuel A.M.E di Charleston, Carolina Selatan, Rabu (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, CHARLESTON -- Pada Kamis (18/6), pemuda bernama Dylan Roof ditangkap di North Carolina atas tuduhan penembakkan di sebuah gereja yang menewaskan sembilan orang. Dalam beberpa waktu terakhir jelang aksinya, Roof digambarkan kerap membicarakan masalah pemisahan kulit putih dan hitam.

Roof menyerahkan diri tanpa perlawanan saat polisi menemukannya di Shelby, North Carolina, sehari setelah aksi penembakan yang dilakukannya. Saat itu seorang pengendara melihat Roof dan segera melaporkannya ke polisi. Roof pun segera diekstradisi kembali ke South Carolina. Kini ia ditahan dan menunggu sidang obligasi.

BBC News melaporkan, keberhasilan pengungkapan idenitas Roof tak luput dari peran teman masa kecilnya, Joey Meek. Meek menghubungi FBI setelah melihat potongan gambar pelaku penembakan yang diambil dari rekaman video kamera pengawas di gereja.

Meek yakin pemuda berkaus abu-abu itu merupakan Roof, yang kerap mengenakan kaus sama saat bertandang ke rumahnya. "Saya tak berpikir itu dia. Saya tahu itu dia," terang Week pada wartawan pasca diwawancarai oleh penyidik.

Meek mengatakan, ia dan Roof memang telah berteman baik sejak sekolah menengah. Meek menggambarkan Roof sebagai anak yang pendiam. Roof menurutnya kemudian sempat menghilang, dan baru muncul kembali beberapa pekan lalu.

Meek menambahkan, Roof diketahuinya membeli sebuah senjata menggunakan uang hadiah ulang tahunnya. Saat mereka sedang bersama pekan lalu, Roof menurutnya mulai bercerita mengenai kegelisahannya terkait keberadaan orang-orang kulit hitam. "Ia memiliki rencana, tapi tak mengatakan apa rencananya," kata Meek.

Saat Meek bertanya apa yang sedang mengganggu pikiran Roof, pemuda itu menurutnya mulai berbicara soal rasial. Meek mengakui, temannya kini memang menjadi lebih rasis. "Dia mengatakan ingin pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam. Saya berkata bukan itu cara yang benar. Tapi dia terus berbicara soal itu," kata Meek.

Sikap rasis Roof memang dengan mudah dilihat dari unggahannya di laman Facebook miliknya. Salah satu foto yang ditemukan di Facebook Roof menunjukkan, pria itu mengenakan jaket dengan emblem bendera era apartheid Afrika Selatan dan Rhodesia, sekarang Zimbabwe. Kala itu memang Afrika dipimpin minoritas kulit putih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement