REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand mengkonfirmasi kasus virus Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS CoV) pertama di negaranya, Kamis (18/6). Thailand membutuhkan waktu empat hari untuk mengakui adanya virus tersebut.
Menteri Kesehatan Thailand, Rajata Rajatanavin mengatakan, kasus pertama MERS terjadi pada pebisnis berusia 75 tahun dari Oman yang baru saja bepergian dari Korea Selatan (Korsel). Wabah MERS di Korsel sejak akhir bulan telah menginfeksi 166 orang, dan membunuh 24 orang diantaranya.
“Pria yang terinfeks ini terbang menggunakan pesawat dan tiba di Bangkok Senin (15/6). Dia datang untuk menjalani perawatan kesehatan penyakit jantung di sebuah rumah sakit swasta,” katanya.
Namun, Rajatanavin menolak mengidentifikasi rumah sakit tempat pasien dirawat dan mengatakan saat ini dia telah dikarantina di sebuah lembaga penyakit menular di Bangkok.
“Dibutuhkan waktu empat hari untuk mendiagnosis dan mengujinya di dua laboratorium,” ujarnya, Jumat (19/6).
Otoritas Thailand mengaku ingin memonitor semua penumpang pesawat yang ditumpangi penderita MERS tersebut. Ia menambahkan, sedikitnya ada 106 penumpang dalam pesawat ini. Namun, belum jelas berapa jumlah penumpang yang bisa dilacak.
Saat ini yang tengah diawasi adalah anak laki-laki pasien pria tersebut. Sebab, dia berisiko tinggi tertular lantaran berada di dekat ayahnya. Kedua anaknya telah dites dan hasilnya dapat diketahui pekan depan.
Sementara orang-orang yang masih diobeservasi diminta tinggal di rumah selama 14 hari.
Kasus MERS di negeri gajah putih itu menambah jumlah penderita penyakit itu secara global. MERS pertamakali diidentifikasi diidap orang yang tinggal di Arab Saudi tahun 2012.