REPUBLIKA.CO.ID, CHARLESTON -- Pelaku penembakan di Gereja Emanuel, Charleston, Carolina Selatan, Jumat (19/6), muncul di pengadilan. Dari pernyataannya pada penyidik, Dylan Roof (21 tahun) mengaku ingin penembakan yang dilakukannya memicu perang ras di Amerika Serikat.
Dilansir Al Jazeerah, Roof muncul di pengadilan tampak diam. Ia hanya memberi jawaban singkat atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hakim. Menurut penyidik, Roof mengatakan pada mereka ia ingin penembakan yang dilakukannya memicu perang ras di AS.
Roof dikenai denda satu juta dolar atas tuduhan kepemilikan senjata. Tetapi ia akan tetap ditahan karena belum ada putusan untuk tuduhan pembunuhan.
Kerabat sembilan korban turut hadir pada sidang Jumat. Beberapa mulai menangis dan berbicara mengenai kehilangan mereka. Sementara beberapa lainnya mengatakan mereka telah memaafkan Roof.
"Setiap serat dalam tubuh saya sakit dan saya tak pernah lagi sama. Tywanza Sanders adalah anak saya. Tapi dia pahlawan saya," kata Felicia Sanders yang putrinya menjadi korban penembakan.