Sabtu 20 Jun 2015 16:42 WIB

Harkristuti: Gerakan Antikorupsi Harus Dimulai dari Rumah

Harkristuti Harkrisnowo
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Harkristuti Harkrisnowo

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota panitia seleksi calon komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Harkristuti Harkrisnowo dan aktivis Transparency International Zumrotin mengingatkan bahwa KPK hanyalah salah satu cara melawan korupsi, karena gerakan antikorupsi yang sebenarnya justru dimulai dari rumah.

"Paling utama itu dimulai dari rumah, dari keluarga, dari pendidikan oleh orangtua," kata Prof Dr Harkristuti Harkrisnowo ketika dihubungi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu, sebelum kembali ke Jakarta.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Hukum dan HAM itu, mengemukakan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kehormatan, juga kenistaan mengambil yang bukan haknya mesti diajarkan di rumah.

"Istri menjadi penjaga keluarga dan pengingat suami untuk selalu berada di jalan yang benar dalam menafkahi keluarga. Suami juga harus ingat bahwa pendapatan yang tidak halal akan membawa pengaruh buruk bagi keluarganya," ujarnya.

Menyambung Harkristuti, aktivis Transparency International Zumrotin menjelaskan bahwa keluarga Indonesia sudah saatnya membuat definisi baru tentang sukses. Bahwa ada definisi sukses lain selain dari banyak harta, berkuasa, atau cerdas cendekia.

"Hidup sederhana dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran itu juga sukses. Menjadi kaya, berkuasa, atau cendekia tentu tidak dilarang, tapi harus diraih dengan kejujuran," kata Zumrotin.

Perempuan yang juga lama identik dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia itu menambahkan lingkungan juga dapat memberikan hukuman sosial kepada pelaku korupsi. Sampai pada tahap tertentu hal itu baik, sebab bisa menjadi pengingat dan pencegah orang melakukan korupsi.

"Anak tentu ikut malu bila orang tuanya menjadi terpidana korupsi, diberitakan di televisi, di koran. Demikian pula anggota keluarga yang lain. Budaya malu itu harus dipupuk," jelas Zumrotin.

Ia juga sempat menyesalkan pernyataan pejabat negara yang menyebutkan seolah-olah korupsi adalah hal yang wajar, bahkan menjadi salah satu pemercepat gerak ekonomi. Atau menerima kembali para pelaku korupsi seolah-olah mereka tidak pernah berbuat kejahatan yang luar biasa itu.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement