REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Juru Bicara Departemen Kesehatan Arab Saudi, Khalid Al-Mirghalani , mengingatkan kepada semua perokok terutama bagi yang beragama Muslim negara itu. Mereka diminta agar belajar untuk berhenti merokok saat bulan Ramadhan.
Sebab ketika puasa dari fajar hingga Maghrib kata Khalid adalah bukti bahwa berhenti merokok tidak punya efek negatif pada tubuh manusia, justru sebaliknya menjaga kondisi tubuh terutama alat pernapasan menjadi bersih dari zat nikotin yang dikandung rokok.
"Bulan suci Ramadhan adalah bulan terbaik bagi umat Islam untuk berhenti merokok,” kata Khalid, dikutip dari Arab News, Sabtu (20/6).
Khalid mensyukuri bahwa selama Ramadhan lingkungan terjaga dari polusi asap rokok. Menurut dia latihan berhenti merokok selama satu bulan akan sangat cukup bagi para perokok untuk terus abstain dan perlahan meninggalkan rokok.
Dia menambahkan guna membantu warga perokok yang hendak berhenti, pihak Kementerian Perancis menyediakan 44 klinik anti-merokok yang tersebar di seluruh Arab Saudi. Yang mana klinik tersebut akan buka setiap hari dari pukul 9.00 sampai pukul 3.00 sore waktu setempat. Bahkan disebut Khalid ada 10 klinik yang dikhususkan bagi perempuan saja.
“Kampanye (anti-rokok) ini juga akan kami galakkan di media sosial,” ujar Khalid.
Arab Saudi saat ini tercatat sebagai negara terbesar keempat di dunia dalam hal impor tembakau. Total konsumsi tembakau di Arab Saudi dalam setahun adalah 40 ribu ton, senilai dengan 320 juta dolar AS.