Ahad 21 Jun 2015 13:27 WIB

Alasan di Balik Meningkatnya Jumlah Muslim Norwegia

Muslim Norwegia
Foto: Reuters
Muslim Norwegia

REPUBLIKA.CO.ID,OSLO -- Para pemuda Norwegia mengalami kecenderungan menjadi seorang Muslim dalam dua dekade terakhir.

Aftenposten melansir, temuan peneliti memperlihatkan ada kenaikan jumlah mualaf di Norwegia pada akhir 1990an yang mencapai 500 orang menjadi sekitar 3.000 orang di tahun 2015.

“Persentasenya kecil jika dibandingkan jumlah total populasi di Norwedia, tapi rata-rata pertumbuhannya naik signifikan,” ujar guru besar bidang keagamaan Anne Sofie Roald dilansir dari theguardian.com, Ahad (21/6).

Islam, papar Roald, dinilai para pemuda Norwegia sebagai sebuah keyakinan yang menawarkan sebuah gaya hidup berbeda dengan yang mereka jalani saat ini. Roald yang menjadi mualaf sejak 30 tahun lalu ini mengakui, pola hidup yang cenderung sangat bebas membuat pemuda Norwegia jenuh.

Peneliti lainnya dari University of Bergen Olav Elgvin pernah meneliti motif pemuda Norwegia menjadi Muslim. Sebagian kecil menjadi radikal, namun kebanyakan menjadi Muslim yang moderat seperti Roald.

“Realitanya, aturan-aturan dalam agama terkadang lebih menarik daripada batasan itu sendiri bagi para pemuda,” imbuh Roald.

Ia pun mencontohkan, ajaran Islam dengan sejumlah hukum yang jelas dan ketat dirasakan memberi sejumlah keamanan dan kenyamanan hidup dibandingkan menjalani kehidupan yang serba bebas, seperti dipraktekkan di Norwegia.

Hal tersebut dirasakan seorang muslimah Norwegia bernama Elsa (26 tahun). Sebelumnya, ia mengaku terbiasa hidup dengan obat-obatan terlarang dan alkohol.

Namun, setelah banyak membaca tentang Islam, ia merasakan perasaan yang lebih baik dalam menjalani kehidupanya. Apalagi ia mulai belajar bahasa Arab agar lebih mengerti isi Alquran.

“Saya pikir, setiap orang membutuhkan panduan serta aturan dalam hidupnya. Sehingga ada sesuatu yang diyakininya,” tegas Elsa.

Pengalaman lainnya dituturkan oleh Morten Ibrahim Abrahamsen (23 tahun). Pria asal Hamar ini mengalami pengalaman spiritual lewat Islam setelah lolos dari peritiwa pembantaian di pulau Utpya pada 22 Juli 2011 lalu.

Ia berhasil lolos dari penembak brutal Anders Behring Breivik yang membunuh 69 pemuda peserta kamp Partai Buruh.

“Sesudah empat tahun setelah peristiwa kejam itu dan kepindahan saya ke Islam, saya merasakan telah menemukan apa yang saya butuhkan,” cetusnya.

Kebutuhan tentang kekuatan hukum atau syariah dalam menaungi kehidupan membuatnya tekun belajar kandungan Alquran. Abrahamsen yakin, jika tidak ada hukum dalam kehidupan, maka hanya kekuasaan dengan dipengaruhi hawa nafsu manusia sajalah yang akan merajalela.

Sejarawan agama University of Oslo Kari Vogt mencermati bahwa kecenderungan para pemuda Norwegia menjadi Muslim karena menganggap Islam menawarkan sebuah alternatif.

“Di tengah kehidupan yang sepenuhnya bebas, Islam datang sebagai sebuah agama religius,” katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement