REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat marak terjadi pada 2013, kini perkosaan di dalam angkot terjadi lagi. NA (35) seorang karyawati harus menerima trauma berkepanjangan sebab telah menjadi korban perkosaan.
Polres Jakarta Selatan membekuk pelaku pemerkosaan terhadap NA. DA (21) mengaku tak berniat untuk memperkosa NA. Namun, ia tiba-tiba hilang kendali sehingga kelepasan dan akhirnya memperkosa NA.
Kejadian bermula saat NA hendak pulang dari tempat kerjanya. NA menuju Pasar Rebo dari Gandaria City. Ia menumpangi sebuah angkot di depan Jalan Fatmawati. Karena malam semakin larut, NA memutuskan untuk duduk disamping DA selaku supir.
Angkot yang dikendarai DA sempat berhenti di fly over TB Simatupang. Angkot dipepetkan ke kiri sehingga pintu penumpang tak bisa dibuka. DA mengelabui NA hendak buang air kecil terlebih dahulu. NA sudah mencium gelagat tak beres. Ia mencoba untuk keluar dari angkot namun pintu angkot terkunci.
Saat DA kembali, ia malah mengendarai angkotnya putar balik ke arag Ranco. Dalam perjalanan ke Ranco tersebutlah, NA sudah berusaha untuk menyetop angkot dan meminta untuk turun.
"DA mengancam NA menggunakan sebuah pisau yang ada di dasbor mobil. Di sekitar Jagakarsa lah kejadian tersebut berlangsung," ujar Kapolres Jakarta Selatan, AKBP Wahyu Hadiningrat di Mapolres Jaksel, Ahad (21/6).
Seketika NA langsung diturunkan di Jalan tersebut. NA sembari sempoyongan dan trauma mencoba untuk meminta pertolongan ke supir taksi yang berada disekitar TKP. NA langsung dibawa ke Polres Jakarta Selatan untuk mendapatkan pertolongan.
Kejadian yang berlangsung Sabtu (20/6) dini hari WIB, tersebut langsung dilakukan pengejaran oleh pihak kepolisian. Sebab, NA hafal betul angkot pelaku pemerkosanya, polisi kemudian mencari angkot pelaku dan membekuk pelaku di seputar terminal Kampung Rambutan.